Malang (ANTARA News) - Guru Besar Bidang Ilmu Penyuluhan Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Dr Jabal Tarik Ibrahim mengungkapkan, ketersediaan pangan dunia di masa mendatang terancam tidak akan berkecukupan.

"Saat ini dunia masih mengalami kecukupan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk di seluruh belahan bumi ini, namun ketahanan pangan di masa yang akan datang tidak dijamin terus berkecukupan," katanya di Malang, Senin.

Menurut dosen Fakultas Pertanian UMM itu, beberapa faktor ketidakpastian seperti meningkatnya kelangkaan sumberdaya produksi pangan dan perubahan iklim, menjadi salah satu faktor penyebab dominan ancaman ketahanan pangan masa mendatang.

Selain itu, juga disebabkan menyusutnya ketersediaan lahan, degradasi lahan akibat praktik usaha tani yang tidak berkelanjutan, dan perambahan hutan yang mengancam sumberdaya air.

Ia mengakui, memang di belahan bumi ini terjadi paradoks, kejadian kerawanan pangan lebih banyak terjadi di desa dimana bahan makanan justru diproduksi di daerah itu. Petani kecil cenderung menjadi pembeli bahan makanan daripada menjual bahan pangan yang diproduksinya,

Akses dan ketersediaan pangan sangat rentan terhadap berbagai risiko seperti produksi, perdagangan, harga, pendapatan, politik, dan sosial.

Kerawanan pangan yang terjadi juga disebabkan melemahnya daya produksi pangan, sehingga diperlukan upaya untuk peningkatan produksi melalui produksi pertanian, intervensi perdagangan dan distribusi perdagangan, program subsidi dan transfer pangan serta sektor nonpertanian.

Pentingnya kebijakan ketahanan pangan bagi suatu negara, menurut dia, selain untuk stabilitaspolitik juga penting untuk menjaga indeks kepercayaan konsumen. Kenaikan indeks kepercayaan konsumen mencerminkan daya beli masyarakat.

Daya beli masyarakat berkontribusi positif pada perekonomian negara karena belanja konsumen memberi kontribusi sekitar 60 persen terhadap domestik bruto.
(E009/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010