Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono meminta kepada seluruh Tim Ekspedisi tujuh puncak tertinggi "Seven Summit" untuk meraih prestasi dan kembali ke tanah air dengan selamat.

"Ini merupakan sebuah tantangan. Namun, dalam setiap melangkah maju harus diperhitungkan dengan benar. Jangan ada kecelakaan dan kembalilah dengan selamat," katanya, saat melepas Tim Ekspedisi "Seven Summit" 2010 ke Puncak Kilimanjaro dan Puncak Gunung Elbrus, di Kantor Wakil Presiden di Jakarta, Rabu.

Wapres mengatakan, pendakian ke tujuh puncak tertinggi di dunia merupakan impian bersama untuk diwujudkan demi prestasi Indonesia di mata internasional.

"Pendakian itu, bukan hanya untuk dunia tetapi justru untuk kita sendiri, setelah kita mengalami krisis kepercayaan pada beberapa waktu," ungkap Boediono.

Lebih lanjut ia mengatakan, "Kita sering sinis dengan diri kita sendiri, dan yang diluar sana dilihat sebagai sesuatu yang lebih baik. Dengan pencapaian di ekspedisi ini, maka dapat ditekankan bahwa kita mampu mengukir prestasi internasional".

Wapres menegaskan, dirinya atas nama pribadi dan pemerintah mendukung ekspedisi tersebut.

"Ya dukungan kami bukan dalam bentuk uang, tetapi dukungan moril. Misalnya, dukungan dari perwakilan RI di mancanegara atau lainnya," ujar Boediono.

"Sekali lagi, adik-adik ini adalah aset bangsa dan negara, maka pulanglah dengan selamat," katanya.

Usai memberikan pengarahan, Wakil Presiden menyalami satu per satu anggota tim yang terdiri atas enam orang dari kelompok pencinta alam "Wanadri". Boediono juga berfoto bersama dengan seluruh tim dan pendukung ekspedisi.



Tidak paksakan

Menanggapi arahan Wapres Boediono itu, Ketua Tim Ekspedisi "Seven Summit" Endriartono Sutarto mengatakan, pihaknya telah menyiapkan seluruh pendaki dengan sebaik-baiknya, baik fisik maupun mental.

"Kami juga tidak akan memaksakan semuanya untuk sampai di tujuh puncak tertinggi. Kami upayakan seluruh anggota tim sampai ke tujuh puncak tertinggi. Dan mereka diberikan nomor, satu, dua, tiga dan seterusnya. Jika, nomor satu tidak sanggup maka tidak akan dipaksakan, biar dilanjutkan dengan yang lainnya. tetapi mudah-mudahan ini tidak terjadi," katanya.

Karena, lanjut mantan Panglima TNI itu, anggota tim tidak bisa digantikan oleh yang lain.

"Untuk menjadi seorang pendaki tujuh puncak tertinggi, tidak bisa digantikan. Misalnya di Puncak Cartenz, si `A`, di Puncak Kilimanjaro `B`, tidak bisa. Walaupun dia orang Indonesia. Ya harus anggota tim yang mencapai tujuh puncak tertinggi itu," tutur Endriartono Sutarto.

Sebelumnya, Tim Ekspedisi "Seven Summit" telah melakukan pendakian ke puncak Ndugu-Ndugu/Cartenz Pyramid pada April 2010, yakni puncak tertinggi di kawasan Australia Oceania.

Tim melanjutkan pendakian ke Puncak Kilimanjaro (Tanzania) dan Elbrus (Rusia) dan berangkat pada 26 Juli 2010. Pendakian ke Kilimanjaro akan dilakukan pada 28 Juli 2010 dan diperkirakan memakan waktu lima hari.

Turun dari Kilimanjaro tim langsung berangkat ke Moskow, Rusia untuk melakukan pelatihan dilanjutkan pendakian ke Elbrus pada 17 Agustus 2010.

Tim Ekspedisi "Seven Summit" terdri atas Ardhesir Yaftebbi, Fajri Al Lutfhi, Nurhuda, Gina Afriani Wulan Pratiwi, Iwan Irawan, dan Martin Rimbawan.(*)
(T.R018/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010