Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan laba bersih selama semester I 2010 sebesar 61 persen dari Rp1,20 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp1,93 triliun.

"Salah satu pendorong peningkatan laba adalah dari sisi peningkatan fee income yang mencapai 48 persen," kata Direktur Utama BNI, Gatot M. Suwondo, kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Pendapatan bunga bersih semester I 2010 sebesar Rp6,13 triliun atau meningkatkan 10 persen dibanding yang dibukukan pada semester I 2009 sebesar Rp5,60 triliun.

Selain itu, juga terdapat kenaikan fee income sebesar 48 persen dari Rp2,10 triliun menjadi Rp3,12 triliun.

Gatot menjelaskan, salah satu peningkatan fee income bersumber dari kenaikan recurring fee yang berasal dari peningkatan pendapatan jasa-jasa perbankan antara lain jasa ATM, pengelolaan rekening, transaksi ekspor-impor (trade finance), remittance, bank garansi serta pendapatan dari bisnis kartu.

Sementara itu, laba sebelum pencadangan naik 12 persen dari Rp4,20 triliun menjadi Rp4,73 triliun. Ada pun pencadangan (provisi) turun sebesar 16 persen dari Rp2,59 triliun menjadi Rp2,19 triliun.

Setelah perhitungan pajak, laba bersih BNI pada semester I 2010 mencapai Rp1,93 triliun atau meningkat 61 persen dibandingkan semester I/2009 yang sebesar Rp1,20 triliun.

Demikian pula dengan laba bersih per lembar saham yang naik 61 persen dari Rp79 menjadi Rp127.

Gatot menjelaskan perusahaannya juga telah mengubah komposisi kas dibanding deposito.

"Kita berhasil meningkatkan kas hingga 65 persen karena kita berhasil memasarkan produk cash management system di segmen korporasi. Semua debitur kita yang perusahaan menggunakan layanan itu," ujarnya.

Sementara itu, aset BNI hingga semester I 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 11 persen menjadi Rp225,49 triliun dibanding posisi pada semester I 2009 yang sebesar Rp203,62 triliun.

Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) naik 10 persen dari Rp167,22 triliun menjadi Rp184,20 triliun dengan komposisi 60 persen dana murah (tabungan dan giro) dan 40 persen deposito.

Komposisi itu berbeda dengan kondisi pada semester I 2009 yang dana murahnya sedikit lebih rendah yaitu 54 persen dan 46 persennya deposito.
(T.E014/A023/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010