Kupang (ANTARA News) - Sejumlah raja di Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu, berkumpul di Istana Raja Nisnoni, Kupang, guna menyamakan pandangan demi  pembangunan setelah status kerajaan dihapus dalam sistem pemerintahan Indonesia pada 1960-an.

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Eshton Leyloh Foenay yang juga menjadi pewaris tahta Kerajaan Helong, salah satu kerajaan di Kupang, membuka kegiatan itu dan langsung terlibat dalam dialog, yang juga dihadiri sejumlah peneliti asing, sejarawan, seniman, budayawan, para "vetor" atau raja lokal dan "temukung" atau perpanjangan tangan dari para raja lokal, serta warga.

Para pewaris tahta kerajaan dahulu di Timor yang hadir antara lain Liu Rai (Raja) Malaka dari Kerajaan Wehali di Belu Michael Bria, Usif (Raja) Nesi Nope dari Niki-niki, Usif Simon Oematan dari Molo, keduanya dari Timor Tengah Selatan, Eshton Leyloh Foenay yang juga Wakil Gubernur NTT dari Kerajaan Helong dan sejumlah temukung di Timor.

Mereka diterima di Istana Raja atau dikenal dengan Sonaf Nisnoni di Kupang dengan pakaian kebesaran masing-masing, dengan tari-tarian daerah, tabuhan gong gendang dan disambut pewaris tahta Kerajaan Kupang Leopold Nicolas Nisnoni.

Tampak, para raja duduk di kursi yang sudah disiapkan, sementara di depan mereka, ada puluhan temukung dari berbagai kampung duduk bersila di atas tikar yang dibentang di tanah, juga dengan pakaian adat masing-masing.

Suasana seperti upacara adat kerajaan tempo dulu, menikmati suguhan sirih pinang dalam wadah dari anyaman daun lontar.

Suasana tradisional kian kental, karena suguhan makanan kecil untuk para tamu juga terdiri atas pangan lokal, seperti tuak manis, kelapa muda, jagung, ubi-ubian, di dalam wadah dari anyaman gewang yakni sejenis pohon palm yang banyak tumbuh di Timor.

Salah satu hal penting yang dipercakapkan dalam dialog para raja Timor itu adalah peranan dalam pembangunan modern dan keikut-sertaan dalam Forum Silaturahmi Keraton Nusantara.

Wakil Gubernur NTT Esthon Leyloh Foenay ketika membuka pertemuan itu minta agar para raja agar lebih dekat dengan rakyat, mengetahui apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan rakyat dan menjadi tokoh panutan.

"Raja-raja harus jadi panutan bagi rakyat, karena tanpa rakyat , tidak akan ada raja,"katanya.

Karena kehadiran Wakil Gubernur sekaligus menjadi pewaris tahta Kerajaan Helong, Eston juga tampil dengan pakaian kebesaran sebagai salah seorang raja Timor.
(K006/s018)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010