Jakarta  (ANTARA News) - Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ismail Yusanto menyatakan bahwa pelatihan militer di Aceh yang diduga sebagai latihan teroris sebenarnya untuk di kirim ke Jalur Gaza.

"Persiapan latihan militer di Aceh untuk jihad, karena adanya brutal Israel ke wilayah Palestina," kata dia, di Jakarta, Kamis.

Mengenai ditemukan sketsa peta Gedung Brimob di Polda Jawa Barat oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror, Ismail katakan hal itu yang harus diungkap.

"Itu merupakan rekayasa yang dibuat sedemikian rupa untuk menjerat ustad Abu, sekarang ini yang kita saksikan," kata Ismail.

Ismail mengatakan bahwa hal itu rekayasa karena adanya data-data orang yang disusupkan dalam seluruh rangkaian kegiatan.

Sementara itu, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol Edward Aritonang membantah bahwa polri menitipkan orang-orangnya pada kamp pelatihan militer di Aceh.

"Berkali-kali saya katakan tidak ada titipan polisi, dan mengenai Sopian Tsauri memang adalah mantan anggota Sabhara Polres Depok yang sudah dipecat ketika pulang tugas dari Aceh tidak pernah masuk dinas," katanya.

Selanjutnya, Sopian direkrut Oman Abdul Rahman yang merupakan pelaku bom di Cimangis yang sudah pernah ditangkap oleh polri, kata Edward.

"Sopian kemudian dibawa ke Aceh untuk persiapan ke Jalur Gaza, kemudian balik ke Jakarta dan berusaha mencari logistik milik TNI/Polri dan berhasil mempengaruhi dua anggota yang bertugas di bagian logistik Mabes Polri untuk mendapatkan senjata disposal," katanya.

Kedua anggota yang terlibat untuk penyediaan senjata yang awalnya memang untuk ke Jalur Gaza tapi kemudian untuk latihan teroris adalah Briptu Tatang Mulya dan Briptu Abdi Tunggal," kata Kadiv Humas.

"Dua anggota Polri dan satu mantan anggota Polri sudah selesai berkasnya dan siap disidangkan terkait tindak pidana membantu teroris," kata Edward.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010