Karimun, Kepri (ANTARA News) - Perairan Pulau Pisang di sebelah utara Takong Hiu yang berbatasan langsung dengan Malaysia rawan pencurian ikan oleh nelayan asing, kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Karimun, Amirullah.

"Pencurian ikan oleh nelayan asing di perairan Karimun sudah sejak lama terjadi, terutama oleh nelayan Kukup, Malaysia di sekitar perairan Pulau Pisang," katanya di Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Minggu.

Amirullah mengatakan, aktivitas pencurian ikan oleh nelayan asing di perairan itu sulit diawasi karena keterbatasan sarana prasarana baik oleh nelayan maupun kapal patroli Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP).

"Nelayan kita tidak memiliki sarana prasarana memadai untuk melaporkan aktivitas pencurian ikan itu," katanya.

Dia menuturkan, rata-rata kapal nelayan asing menggunakan bobot besar di atas 15 "gross tonase" (GT) serta dilengkapi sarana komunikasi memadai.

"Saat ada kapal patroli mereka dapat dengan mudah melarikan diri atau bergeser ke perairan internasional atau Malaysia," ucapnya.

Sementara itu, nelayan lokal yang menggunakan kapal di bawah 15 GT tidak dapat berbuat apa-apa karena umumnya tidak dilengkapi radio komunikasi.

"Mereka sulit membuktikan apakah nelayan asing itu mencuri ikan atau tidak. Hal itu dikarenakan nelayan tidak mengetahui titik koordinat tempat aktvitias pencurian ikan berlangsung," tuturnya.

Kapal nelayan asing itu, lanjut dia, juga memiliki sarana tangkap yang lebih canggih, mulai jaring kurau, bubu serta alat tangkap yang dapat mendapatkan ikan dalam jumlah besar.

"Sementara itu, kapal patroli KKP yang beroperasi di Karimun hanya dua unit, jumlah tersebut tidak sebanding dengan tingginya aktivitas pencurian ikan oleh nelayan asing,`` ucapnya.

Ia berharap pemerintah pusat dapat menambah armada patroli KKP yang dilengkapi kapal yang lebih canggih.

"Peristiwa penangkapan tiga petugas patroli KKP oleh polisi Malaysia saat mencegat pencurian ikan oleh nelayan asing pada 13 Agustus 2010 patut menjadi pengalaman berharga bagi kita," katanya.

Dia berharap ada pembenahan dalam sistem pengawasan perairan Karimun, terutama terhadap eksploitasi sumber daya kelautan secara ilegal oleh asing.

"Di Karimun, hanya kapal patroli bea cukai yang memiliki sarana prasarana lengkap. Namun, tidak mungkin bea cukai mengawasi pencurian ikan," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Karimun Hazmi Yuliansyah mengatakan aktivitas pencurian ikan di perairan Karimun cukup marak dan berlangsung lama.

"Sebagai daerah perbatasan, pencurian ikan oleh pihak asing sudah berlangsung lama," katanya. (ANT028/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010