Bandarlampung (ANTARA News)- Hasil sementara investigasi Pertamina Wira Penjualan Lampung menunjukkan kebakaran pasangan suami istri Andi-Armiyati di Jalan Selat Malaka II Kecamatan Panjang Kota Bandarlampung, bukan disebabkan ledakan tabung elpiji.

"Keluarga korban secara resmi telah menyatakan kecelakaan tersebut bukan disebabkan oleh ledakan elpiji, dan merupakan persoalan rumah tangga," kata Wira Penjualan Gas Pertamnina Rayon VI, I Gusti Bagus Suteja, di Bandarlampung, Rabu.

Menurut dia, pernyataan itu menunjukkan bahwa ledakan di rumah milik Andi (35) dan Armiyati (30) tersebut bukan disebabkan oleh ledakan elpiji.

Dia juga menyatakan hasil olah tempat kejadian perkara oleh Pertamina dan Polsek Panjang juga menunjukkan tidak ada ledakan pada rumah korban.

"Rumahnya tidak apa-apa, dan sebagian tetangga yang menolong korban menyatakan mereka mencium bau minyak tanah yang menyengat pada tubuh korban," kata dia.

Menurut rencana, Pertamina Wira Penjualan Lampung akan mengeluarkan rilis resmi seputar hasil penyelidikan insiden tersebut pada Rabu (18/8).

Sebelumnya sebagaimana diberitakan di sejumlah media lokal, pasangan suami-istri Andi (35) dan Arniyati (30), dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM).

Andi mengalami luka bakar pada wajah dan lengan kanan, sementara Arniyati mengalami luka bakar hampir seratus persen.

Menurut pengakuan Basnano, ayah Arniyati, kepada media, peristiwa itu terjadi pada Minggu (15/8) pukul 02.00 WIB saat Arniyati sedang memasak makanan untuk santap sahur.

"Dia sudah menyelesaikan satu masakan. Ketika hendak memasak yang lain, tiba-tiba tabung gas elpiji tiga kg itu meledak. Dia berteriak. Suaminya berusaha menolong, tetapi juga menjadi korban," ujar Basnano.

Berdasarkan data yang dihimpun ANTARA, insiden yang diduga berasal dari ledakan tabung elpiji telah terjadi tiga kali di Lampung dalam sepekan terakhir.

Sebelumnya, Sukardi (60), warga Jalan Irigasi, Dusun I, Pekon Gisting Bawah, Kecamatan Gisting, Tanggamus, Lampung, menjadi korban ledakan elpiji, saat hendak menyalakan kompor untuk memasak mi instan pada Minggu (25/7).

Penelusuran Pertamina menyatakan, penyebab ledakan adalah kemacetan tombol pada kompor sehingga tetap berada pada posisi menyala, meskipun kompor telah dimatikan.

Kemudian, ledakan kuat yang diduga berasal dari tabung elpiji ukuran 3 kg juga menghanguskan sebuah rumah berikut isinya di rumah seorang penjual mi ayam, Sagimin, Dusun 8, Pekon (Desa) Pandansari, Sukoharjo, Pringsewu, Selasa (10/8) malam.

Untuk peristiwa kedua, Pertamina menyatakan ledakan tersebut bukan disebabkan oleh tabung elpiji, namun oleh bensin yang diletakan di dekat kompor.
(T.ANT-046H009/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010