Palembang (ANTARA News) - Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus, sebaiknya dijadikan momentum untuk memperbaiki nasib para mantan atlet, kata Jauhari Johan, atlet nasional lari jarak jauh, di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu.

Menurut dia, kendati perbaikan nasib mantan atlet mulai dijalankan sejak beberapa tahun terakhir oleh pemerintah, namun untuk mengingatkannya kembali dapat memanfaatkan momentum peringatan Hari Kemerdekaan itu.

"Rasanya sangat pas memberikan penghargaan kepada mantan-mantan atlet nasional tepat pada saat peringatan Hari Kemerdekaan RI, karena mereka juga sama seperti pahlawan bangsa," ujar peraih medali perak SEA Games Laos tahun 2009 ini.

Dengan begitu, lanjut dia, atlet-atlet muda yang melihat apresiasi dari pemerintah itu akan terpacu untuk memberikan prestasi terbaik saat berlaga di ajang berskala internasional dan regional.

"Selama ini, nasib atlet yang telah berprestasi di pentas internasional dan nasional kurang diperhatikan, sehingga banyak di antara mereka yang berada dalam kehidupan yang kurang layak," kata atlet berusia 28 tahun ini pula.

Padahal, kata dia lagi, para mantan atlet itu selain telah menjadi duta bangsa, juga telah menjalankan tugas-tugas kepahlawanan pada negara.

"Dulu, para pahlawan dan the founding fathers berjuang untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan, semua elemen bangsa berjuang untuk mengisi kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Para mantan atlet itu adalah juga anak-anak bangsa yang telah berjuang demi menjaga kehormatan nama bangsa dan negara," ujar dia.

Menurut karyawan Bank Sumselbabel ini, nilai kejuangan itu harus tertanam di benak kaum muda yang bertindak aktif untuk mengisi kemerdekaan saat ini.

"Saya sangat prihatin atas kondisi yang terjadi saat ini. Para orang tua enggan menjadikan anaknya seorang atlet, karena berpendapat tidak akan memiliki masa depan," kata dia.

Padahal, pemerintah telah menjalin Kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengangkat atlet menjadi karyawan.

"Hal seperti ini harus disosialisasikan oleh pemerintah, jadi masyarakat tahu bahwa atlet sudah diperhatikan masa depannya oleh negara. Jangan sampai yang diekspose masalah mantan atlet yang tidak memiliki masa depan terus," kata dia lagi.

Jauhari berkeyakinan, jika pemerintah memberikan atensi terhadap nasib atlet, maka lambat laun tak ada lagi istilah "atlet dipuja saat jaya, dan dilupakan saat tua".

"Terobosan untuk memberi tempat yang seharusnya kepada para mantan atlet nasional adalah wujud peringatan Hari Kemerdekaan RI yang sebenar-benarnya," kata dia pula.

Jauhari Johan adalah atlet Sumsel yang sudah malang melintang di ajang tingkat nasional dan internasional.

Terakhir, dia tercatat sebagai peringkat empat pada ajang bergensi para atlet atletik dunia di India, yakni ajang Asian All Star Meet, pada Juli 2010.(*)
(ANT-039/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010