Kami menyayangkan adanya lonjakan kasus positif COVID-19
Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan rencana pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah mulai Juli mendatang, akan dievaluasi secara berkala, menyusul adanya lonjakan kasus positif COVID-19 di Perumahan Griya Melati Kota Bogor.

"Evaluasi akan berjalan terus, tidak menunggu pada waktu tertentu saja," kata kata Bima Arya, di Balai Kota Bogor, Jumat .

Menurut Bima Arya, Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Pendidikan semula telah menyortir sekolah-sekolah yang disiapkan untuk melaksanakan PTM pada tahun ajaran baru 2021-2022, mulai Juli mendatang. "Sekolah-sekolah tersebut diarahkan untuk fokus menyiapkan pelaksanaan PTM," katanya.

Namun, adanya lonjakan kasus positif COVID-19 di Perumahan Griya Melati Kota Bogor yang sampai hari Jumat ini telah mencapai 37 orang, membuat khawatir Pemerintah Kota Bogor, sehingga perlu melakukan evaluasi secara berkala.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, juga menyatakan mengkhawatirkan melonjaknya kasus positif COVID-19 di Perumahan Griya Melati Kota Bogor bisa berpotensi membatalkan rencana Pemerintah Kota Bogor melaksanakan PTM di sekolah mulai Juli mendatang.

"Kami menyayangkan adanya lonjakan kasus positif COVID-19 di perumahan ini pada libur Lebaran. Seharusnya, semua orang memahami adanya larangan mudik dari pemerintah," kata Dedie A Rachim, di Kota Bogor, Jumat.

Baca juga: Pemkot Bogor siapkan RS darurat antisipasi lonjakan kasus COVID-19

Baca juga: Kota Bogor siapkan tiga opsi antisipasi lonjakan kasus COVID-19


Dedie menegaskan, larangan mudik dari pemerintah tujuannya baik, untuk pencegahan penularan COVID-19 agar tidak ada lonjakan kasus positif setelah libur Lebaran, sehingga pada tahun ajaran baru 2021-2022, mulai Juli mendatang, bisa dilaksanakan PTM di sekolah.

"Seharusnya masyarakat memiliki kesadaran untuk menahan diri, tidak mudik pada libur Lebaran tahun ini, tapi masih ada yang warga membandel," katanya.

Dedie mengingatkan, para pelajar mulai dari TK hingga SMA, sudah hampir tiga smester tidak bisa belajar di sekolah. "Mereka belajar dari rumah dengan pola pembelajaran jarak jauh, tapi tidak semuanya dapat mengikutinya dengan baik," katanya.

Presiden Joko Widodo, kata dia, sudah menginstruksikan untuk melakukan persiapan pelaksanaan PTM di sekolah, tapi syaratnya daerah tersebut harus zona hijau atau kuning. "Uji coba juga sudah dilakukan," katanya.

Menurut dia, Kota Bogor statusnya adalah zona oranye yang perlu diturunkan lagi tingkat risikonya menjadi zona kuning, untuk bisa melaksanakan PTM.

Warga Kota Bogor, kata dia, seharusnya memiliki kesadaran bersama, untuk bersama-sama menurunkan tingkat resiko COVID-19 menjadi zona kuning, yakni dengan mematuhi aturan dari pemerintah pusat yakni terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan tidak mudik pada libur Lebaran.

Karena ada yang mudik dan terjadi lonjakan kasus COVID-19 di perumahan di Kota Bogor, maka Kota Bogor menjadi semakin rentan pada resiko penularan COVID-19.

Baca juga: Wali Kota Bogor temukan kasus anak tertular COVID-19 dari keluarga

Baca juga: Belum ada kasus COVID-19 di sekolah Bogor selama gelar PTM

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021