Jakarta (ANTARA News) - Gerakan Peduli Pluralisme (GPP) dan Front Pembela Islam (FPI) sepakat untuk melakukan dialog dalam rangka melawan "Hari Pembakaran Al-Quran sedunia".

Kesepakatan itu menurut Koordinator GPP Damien Dematra di Jakarta, Sabtu, merupakan salah satu hasil dari pertemuan tertutup antara GPP dengan para petinggi FPI (20/8).

"Tercapai beberapa kesepakatan, ...FPI bersedia melakukan dialog dalam rangka melawan Hari Pembakaran Al Quran sedunia untuk mencari jalan keluar," katanya.

Ia mengatakan bahwa pihak FPI telah memberikan dua slot jadwal untuk dialog pekan depan.

Pada pekan depan sekitar 20-30 petinggi FPI yang dipimpin Habib Rizieq, kata Damien, akan bertamu ke Komisi Waligereja Indonesia (KWI).

"Pada jadwal berikutnya akan dilakukan pertemuan ke kantor pusat Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dalam rangka melakukan dialog," katanya.

Kemudian, lanjut dia, GPP dan FPI juga sepakat untuk secara intensif melakukan dialog.

"GPP akan memfasilitasi dialog antara FPI dengan pihak-pihak yang ingin berdialog khususnya yang berkaitan dengan isu-isu keagamaan di Indonesia," katanya.

Pada kesempatan itu Damien juga menjelaskan bahwa ada kesamaan platform konsep pluralisme antara GPP dengan FPI.

"Pluralisme yang dianut kedua belah pihak adalah pluralisme sosial dan bukan pluralisme agama, yang artinya adalah tidak ada penyamarataan agama dan setiap orang menghargai kemajemukan atau ke-bhineka-an," ujarnya.

Sebelumnya para tokoh agama di Indonesia yang tergabung dalam Gerakan Peduli Pluralisme telah mengecam rencana aksi pembakaran Al-Quran sedunia memperingati 9 tahun robohnnya World Trade Center pada 11 September 2001.

Rencana aksi pembakaran Al-Quran sedunia dilakukan oleh kelompok yang menamakannya dirinya Dove World Outreach Center berkantor di Florida, Amerika Serikat.

Menurut GPP, rencana pembakaran Al-Quran sedunia tidak mencerminkan niat mayoritas umat kristen karena merupakan niat dari kelompok kecil masyarakat saja.

GPP berharap agar umat Islam di seluruh negara agar tidak terprovokasi dan berdoa agar rencana aksi ini tidak terjadi.

Menurut Damien Dematra jika rencana aksi pembakaran Al-Quran benar terjadi bisa memicu terjadinya perang antar umat beragama.

Menurut Damien, saat ini di dunia maya melalui jejaring youtube dan facebook ratusan ribu orang telah menyatakan mendukung rencana aksi tersebut dan ini sangat berbahaya.(*)
(T.G003/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010