Sukoharjo (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI-P Aria Bima mengatakan bahwa wacana yang disampaikan oleh Ruhut Sitompul tentang presiden tiga periode terlalu mengecilkan arti amandemen.

"Saya melihat kalau wacana presiden tanpa batasan, hal itu bisa didiskusikan secara akademik, akan tetapi kalau alasan amandemen hanya untuk perpanjangan seorang presiden SBY, saya kira itu terlalu mengecilkan arti amandemen," kata Aria Bima di Sukoharjo, Sabtu.

Dia mengatakan, kecuali kalau memang SBY adalah seorang Presiden yang cukup atraktif untuk membangun kepentingan bangsa dan rakyat, misalnya mempunyai visi nasionalisasi terhadap sumber daya alam kita yang dikuasai oleh asing.

Dia melanjutkan, atau membagi seluruh lahan kosong untuk kepentingan rakyat yang tidak mempunyai lahan perumahan dan lahan pertanian, membebaskan seluruh biaya pendidikan dan kesehatan, termasuk administrasi kependudukan.

"Akan tetapi yang terjadi sekarang ini tidak ada sesuatu terobosan yang luar biasa, tidak jelek dan tidak bagus, sehingga kenapa harus melakukan langkah-langkah yang demikian mendasar seperti amandemen," katanya.

Kemudian apakah Ruhut berdiri sendiri, lanjutnya, mana mungkin dipersoalan politik seperti itu berjalan secara tiba-tiba atau secara sendiri-sendiri.

"Kalau dia berpendapat seperti itu untuk kepentingan publik yang tidak tahu, ya bisa saja, tapi saya kira ada kecenderungan siapa dan untuk apa, masing-masing melakukan perannya sendiri-sendiri.

Dan kalau wacana tersebut dimaksudkan untuk mengalihkan isu tentang kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, menurutnya hal tersebut akan terlihat tidak cerdas, karena isu kenaikan harga sudah permanen dan bukan lagi temporer.

"Hal ini terbukti sudah selama enam bulan ini pemerintah tidak bisa mengatasi permasalahan kenaikan harga dan diperkirakan sampai Lebaran kedepan akan terus naik harga-harga kebutuhan pokok tersebut," katanya.(*)
(ANT-198/R010/r009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010