Trenggalek (ANTARA News) - Daging ratusan ekor ayam yang sudah membusuk beredar di sejumlah pasar di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dan pastinya sudah tidak layak dikonsumsi.

Terkuaknya peredaran daging ayam "tiren" (mati kemarin), istilah untuk daging ayam yang sudah kadaluwarsa, itu setelah Dinas Peternakan seempat menggelar razia di sejumlah pasar.

Hasilnya, petugas disnak yang mendapat pengawalan dari petugas satpol PP menemukan adanya belasan daging ayam tiren yang dijual bersama daging ayam segar.

"Beberapa daging yang kami temukan bahkan sama sekali sudah tidak layak konsumsi karena mulai membusuk," kata dokter hewan dari Disnak Trenggalek, Budi Satriawan.

Ironisnya, peredaran daging ayam tiren tersebut cukup banyak. Selain menemukan belasan potong daging ayam yang mulai membusuk di Pasar Pon, Kota Trenggalek, petugas juga menemukan sekeranjang daging ayam tiren di Pasar Pogalan.

Diperkirakan peredaran ayam tiren sejenis juga terjadi di pasar-pasar tradisional lain di Kabupaten Trenggalek yang jumlahnya mencapai puluhan.

Sinyalemen peredaran daging ayam busuk di pasar-pasar lain tak dipungkiri oleh petugas Disnak Trenggalek mengingat razia yang mereka lakukan hanya di sebagian kecil pasar.

Di Pasar Pon Trenggalek saja, petugas hanya mengambil beberapa sampel dan sudah menemukan belasan daging ayam yang telah berubah warna dan memiliki kadar PH di atas normal (tingkat kebasaan tinggi).

Dijelaskan Budi Satriawan, daging ayam yang dinyatakan mulai membusuk biasanya warnanya pucat dan pada bekas sembelihannya terlihat mulus.

Dua ciri khusus itu menjadi indikator umum kondisi daging ayam yang dinyatakan "tiren" atau mulai membusuk.

Selain itu, kadar PH daging biasanya sudah tinggi. Daging ayam segar biasanya memiliki kadar PH normal, antara 6-7 pada skala PH-meter atau "PH-tester".

Namun pada ayam yang telah mulai membusuk dan tidak layak konsumsi, kadar PH biasanya sudah melebihi ambang batas normal, sekitar 9,4 hingga 9,9 pada satuan skala yang sama.

(ANT-130/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010