Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menemukan modus baru praktik penyebaran uang palsu yakni dengan menyelipkan uang mainan dalam bundelan uang asli.

"Itu uang mainan yang dimasukkan dalam bundelan uang," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Rochadi di Jakarta, Rabu.

Menurut Budi, praktik itu bukan kejahatan pemalsuan uang melainkan penipuan biasa karena uang yang digunakan adalah uang mainan.

Mencegah maraknya praktik penipuan itu, BI telah bekerjasama dengan Kepolisian untuk pencegahan dan pengamanan.

"Kami juga terus menerus melakukan sosialisai agar masyarakat sadar saat menerima uang dan menelitinya," tuturnya.

Lebih lanjut Budi mengatakan, penyebaran uang palsu yang sebelumnya banyak terjadi di pulau Jawa kini mulai merambah ke daerah di Sumatera.

BI mencatat terjadi penurunan jumlah uang palsu yang beredar di masyarakat dari rasio delapan lembar per satu juta pada 2009 menjadi tujuh lembar per satu juta pada 2010.

"Tapi mungkin (saat ini jadi) naik tapi kami mengumpulkan data-datanya," tuturnya.

Mengenai ketersediaan uang receh menjelang Lebaran 2010, ia mengatkan, BI menyediakan Rp5,5 triliun uang pecahan kecil mulai dari paling besar Rp10.000 hingga Rp1.000.

Pada pekan kedua bulan puasa ini, sebanyak Rp3,3 triliun uang receh tersebut telah diserap oleh masyarakat.

(E014/N002/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010