Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan dan PBB serta Komisi Penanggulangan AIDS Nasional mengadakan pertemuan untuk membahas peningkatan kasus HIV/AIDS di Indonesia HIV/AIDS pada 30 Agustus 2010 di Jakarta.

Siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, menyatakan, kasus HIV/AIDS di Indonesia harus ditanggapi secara serius, karena jumlah penderita terus meningkat dari tahun ke tahun.

Data Kementerian Kesehatan per Juni 2010 menunjukkan jumlah penderita HIV/AIDS mencapai 21.770 orang meningkat dibanding 2.000 hanya sekitar 607 orang.

Berdasarkan jenis transmisi penularan sebanyak 10.722 kasus melalui heteroseksual, 718 kasus melalui homobiseksual, 8.786 kasus melalui penasun (pengguna narkoba suntik), 20 kasus melalui transmisi darah, 587 kasus transisi perinatal dan 937 kasus tidak diketahui.

Program Harm Reduction menjadi salah satu kebijakan yang dipilih oleh pemerintah untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan epidemi HIV/AIDS di kalangan masyarakat.

Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Aziz di Jakarta, Kamis mengatakan, peran sosial dan ekonomi seringkali menjadi penyebab utama munculnya kasus AIDS di Indonesia.

"Rendahnya kemampuan perekonomian masyarakat pedesaan dan ketimpangan gender menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat dan berujung pada keterbatasan terhadap akses informasi publik," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Harry Azhar , anggaran negara terutama dibidang kesehatan harus digunakan seoptimal mungkin terutama dalam sosialisasi mengenai AIDS.

Anggaran kesehatan sangat berperan penting dalam usaha meningkatkan kesejahteran rakyat, karena itu pemerintah harus mengoptimalkan penggunaan anggaran tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, ucapnya. (CS/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010