Kendari (ANTARA News) - Warga di sekitar kampus Universitas Haluoleo (Unhalu) Kendari, Sulawesi Tenggara, mengaku resah karena seringnya terjadi pertikaian dua kelompok massa seperti yang terjadi, Jumat malam (27/8).

Situasi di sekitar kampus Unhalu sudah terkendali, meski aparat kepolisian masih tetap bersiaga.

Seorang warga setempat, Adis, pada Sabtu mengaku sudah tidak merasa nyaman lagi tinggal di sekitar kampus Unhalu karena seringnya terjadi kekacauan. Namun, ia tidak mungkin pindah karena itu rumah satu-satunya yang ia miliki.

Menurut Adis warga prihatin kondisi sekitar kampus universitas negeri terbesar di Kendari itu karena setiap bulan tidak pernah luput dari aksi penganiayaan dan pengrusakan.

"Memalukan pak. Awal Agustus lalu ditayangkan dua kelompok mahasiswa berhadap-hadapan dengan membawa senjata tajam, kayu dan tombak. Beginikah perguruan tinggi yang nota bene gudang para ilmuwan," kata Adis dengan nada tanya.

Hal senada diungkapkan warga lainnya, Kasman, bahwa ulah segelintir orang menyebabkan ribuan warga resah.

"Kami harapkan aparat berwenang menindak tegas siapa pun yang melakukan provokasi dan penganiayaan karena meresahkan warga yang tidak tahu menahu permasalahan," kata Kasman.

Dua kelompok mahasiswa Unhalu dan warga terlibat bentrok Jumat malam hingga Sabtu dinihari menyebabkan sejumlah orang terluka karena senjata tajam dan anak panah.

Korban luka-luka masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Pihak Kepolisian mengerahkan personel dari satuan Brimob Polda Sultra dan pengendali massa Polresta Kendari.

Jalan utama melalui kampus baru diblokir dengan batu, ban bekas, dan kayu sehingga warga memilih jalan alternatif.

"Beberapa orang sudah dimintai informasi tentang pemicu kesalahpahaman dua kelompok warga yang menyebabkan saling dendam namun belum terungkap secara akurat," katanya.

Kabid Humas Polda Sultra AKBP Fahrurozzi mengimbau para pihak yang terlibat insiden agar tidak "main hakim" sendiri.

"Kondisi sekitar kampus Unhalu sudah kondusif tetapi aparat masih siaga sebagai jaminan bagi warga agar dapat menjalankan aktivitas dengan lancar," kata Fahrurozzi.

Pantauan di lokasi kejadian bahwa sejumlah kamar sewa ditinggalkan penghuninya sebagai antisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

"Saya hanya pindah sementara ke rumah keluarga karena takut pelaku brutal. Kami tidak mau jadi korban orang-orang tidak bertanggungjawab," kata Ririn mahasiswi Farmasi.

(S032/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010