Sukabumi (ANTARA News) - Kepolisian Sektor Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa Barat, menyelidiki kasus ditemukannya bayi di sekitar solokan di Kampung Babakan Peundeuy, Kelurahan Dayeuh Luhur, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Rabu.

Polisi masih menyelidiki kasus penemuan bayi oleh warga apakah bayi tersebut dibuang oleh orang tuanya atau kecelakaan. Untuk menambah bukti maka pihak kepolisian memeriksa beberapa saksi yang pertama melihat jenazah bayi tersebut.

"Kami masih menyelidiki kasus penemuan bayi ini," kata Kapolsek Warudoyong AKP Suharto kepada wartawan, Rabu.

Namun, pihaknya menduga bayi ini sengaja dibuang oleh orang tuanya, karena pada bayi tersebut masih ada tali ari-arinya dan diduga bayi tersebut belum lama dilahirkan. "Tetapi dari dugaan awal kami, bayi tersebut bukanlah bayi aborsi melainkan bayi yang lahir secara normal," ungkapnya.

Suharto menambahkan, untuk kepentingan penyelidikan bayi lelaki tersebut dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudi SH untuk dilakukan otopsi apakah, bayi tersebut meninggal gara-gara disiksa atau langsung dibuang oleh orang tuanya."Untuk memperkuat bukti maka kami melakukan otopsi kepada mayat bayi tersebut," tambah Suharto.

Informasi yang dihimpun ANTARA, penemuan bayi di Kecamatan Warudoyong tersebut sempat membuat geger warga sekitar. Mayat bayi tersebut pertama kalinya ditemukan oleh Muchtar seorang petani warga Kampung Sawahbera RT 02 RW 04 kelurahan/kecamatan setempat.

Saat pertama kali ditemukan, saksi mengira bayi tersebut adalah boneka yang mengambang di solokan. Namun, setelah dilihat dengan jelas ternyata mayat bayi yang masih merah dan masih ada tali ari-arinya. Dirinya pun sempat shock dan langsung melaporkan penemuan bayi ke pihak kepolisian.

"Awalnya saya kira mayat bayi itu boneka, tetapi setelah didekati ternyata benar-benar mayat bayi yang masih merah," kata Muchtar.

Dilaporkan, sampai saat ini pihak kepolisian masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi penemuan bayi tersebut.

(ANT/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010