Buol, Sulteng (ANTARA News) - Korban insiden berdarah di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, mendapat bantuan uang tunai dari Bupati Parigi Moutong Longki Djanggola.

Bantuan tersebut sebagian sudah didistribusikan Jumat malam baik untuk korban di rumah sakit maupun untuk keluarga korban yang meninggal dunia.

"Bantuan ini ikhlas diberikan pak Bupati Longki Djanggola. Kami juga berharap keluarga korban menerima ini dengan ikhlas meski nilainya tidak seberapa," kata Jafar G Bua mewakili Longki Djanggola saat menyerahkan bantuan tersebut, Rabu malam.

"Pak Longki sangat berkeinginan hadir tetapi karena kesibukannya tidak sempat datang," kata Jafar.

Menurut Jafar, total bantuan tersebut Rp8 juta lebih yang dibagi secara merata kepada 30 korban luka-luka dan meninggal dunia.

Zainal Rasyid, keluarga korban almarhum Saktipan Kapuung mengatakan, kepedulian tersebut sangat membantu dalam meringankan beban keluarga korban.

Bantuan serupa juga didistribusikan ke rumah sakit umum Buol. Satu persatu keluarga korban ditemui utusan Bupati Buol sekaligus memberikan dukungan moril atas kesembuhan korban.

Pihak RSU Buol merilis sebanyak 30 korban yang dirawat di rumah sakit setempat. Tujuh di antara korban tersebut telah meninggal dunia, tiga lainnya masih dalam kondisi kritis.

Hingga kini baru satu korban yang dirujuk dari delapan pasien yang direkomendasikan untuk dirujuk ke Palu. Korban yang dirujuk adalah Iksan Mangge, korban penembakan 1 September 2010 sekitar pukul 17.00 Wita.

Sementara korban kritis lainnya hingga kini masih menunggu keputusan pemerintah daerah setempat. Mestinya Jumat sebanyak tiga korban yang rencananya dirujuk tetapi baru satu yang terwujud.

"Mudah-mudahan besok (Sabtu, 4/9) kami sudah bisa membawa korban ke Palu," kata Ismail, keluarga korban Supriyadi.

Supriyadi mendapat luka tembajan di bagian perut. Hingga kini keluarga korban belum yakin peluru yang bersarang di tubuh korban sudah keluar.

Korban saat ini dibantu pernapasan oksigen serta dua saluran infus lengan dan kaki korban.
(A055/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010