"turnamen ini merupakan kesempatan sempurna guna menunjukkan kepada dunia bahwa Eropa beradaptasi. Eropa masih hidup dan merayakan kehidupan. Eropa telah kembali."

Bisa jadi benchmark

Tim-tim lain yang mungkin masuk definisi "sederhana" dan efisien yang fokus kepada hasil dan solid dalam bertahan adalah Denmark dan Italia.

Di bawah kepelatihan Roberto Mancini, Italia memasuki Euro 2020 dengan rapor biru sekali karena tak terkalahkan dalam 26 lagan dan hanya kebobolan empat gol selama kualifikasi.

"Anda tak akan menjuarai sepakbola internasional hanya dengan menyerang," kata Wilson seperti dikutip Associated Press. Sebaliknya, kata dia, permainan yang terus mengurung menjadi jaminan kompetisi sepakbola dimenangkan.

Analisis ini sejalan dengan apa yang tampak pada Liga Champions musim ini ketika tim-tim bercatatan dua terbaik dalam menjaga pertahanan, yakni Chelsea dan Manchester City, mencapai final di bawah bimbingan pelatih-pelatih inovatif yang mengadaptasikan taktik mereka menjadi pendekatan yang lebih hati-hati ala era pandemi ini.

Tekanan energi tinggi umumnya sia-sia selama musim yang padat dan diperkirakan tak akan terjadi pada Piala Eropa mengingat tim-tim berusaha mengelola pemain-pemainnya yang sudah kelelahan itu.

Dan nantikanlah aksi kiper-kiper yang hobi membantu serangan yang kini hampir semua tim memilikinya, dan bek-bek sayap yang berorientasi menyerang yang malah dilindungi oleh gelandang-gelandang berorientasi bertahan. Inggris contohnya. Negara ini sampai memasukkan empat bek kanan dalam skuad finalnya.

Dan tak ada formasi standard yang dipakai tim-tim unggulan. Belgia dan mungkin juga Inggris akan memainkan formasi tiga bek, Spanyol biasanya memasang formasi 4-2-3-1, Prancis setia dengan formasi diamond 4-4-2 yang kini kian maut oleh masuknya lagi Karim Benzema, sedangkan Italia, Belanda dan juara bertahan Portugal mungkin mengadopsi pola 4-3-3.

Penambahan jumlah anggota skuad yang biasanya 23 pemain menjadi 26 pemain adalah indikasi adanya hasrat mengurangi beban bertanding setelah pemain melewatkan musim kompetisi yang sangat padat dalam liganya masing-masing.

Hasil baik akan dipetik oleh tim-tim dengan sumber daya melimpah seperti Inggris dan khususnya Prancis yang memiliki skuad berkualitas merata pada semua sektor dan lapis skuadnya.

Oleh karena itu, Euro 2020 bukan saja pertaruhan UEFA yang bersikukuh menyelenggarakan turnamen ini di tengah pandemi yang masih mengungkung dunia, tetapi juga pertaruhan antara sepakbola menyerang yang lebih bisa dinikmati melawan sepakbola bertahan berorientasi hasil.

Di atas itu semua, jika segalanya lancar, UEFA akan bisa meletakkan fondasi dan acuan mengenai bagaimana seharusnya menyelenggarakan event besar di tengah pandemi, termasuk OIimpiade Tokyo bulan depan atau bahkan Piala Dunia Qatar tahun depan, andai pandemi belum sirna juga.

Baca juga: 14.000 orang dibolehkan masuk Allianz Arena tonton Euro 2020
Baca juga: Mengenal skuad empat tim Grup C Euro 2020
Baca juga: Gareth Southgate: Saya akan dianggap gagal bila tidak capai semifinal

Copyright © ANTARA 2021