Pekanbaru (ANTARA News) - Manajemen Kalila Bentu PSC menyatakan, cadangan gas di Lapangan Segat dan Seng sangat mencukupi untuk memasok gas ke pembangkit listrik PLN di Kota Pekanbaru, Riau, hingga akhir kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) yang disepakati kedua pihak.

"Cadangan gas Kalila dari Lapangan Segat dan Lapangan Seng dapat memenuhi komitmen pasokan gas sesuai dengan PJBG kepada PLN sampai akhir kontrak di tahun 2021," kata Area & Operations Manager Kalila, Agustinus Parinding, di Pekanbaru, Selasa.

Hal tersebut disampaikan Agustinus menanggapi pernyatakaan Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan pada Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), Elan Biantoro, beberapa waktu lalu yang meminta anak perusahaan Bakrie Grup itu untuk mengutamakan pasokan gas ke PLN di Kota Pekanbaru, meski banyak tawaran dari perusahaan swasta yang lebih menguntungkan dari segi bisnis.

Kalila terikat kontrak dengan PLN untuk memasok gas sebanyak 30 juta meter standar kaki kubik atau MMSCFD untuk pembangkit listrik Teluk Lembu, Pekanbaru pada tahun 2005. Kontrak tersebut sempat diamandemen pada tahun 2007 karena adanya penyesuaian harga jual gas.

Namun, hingga kini Kalila tak mampu memanuhi kontrak karena terkendala biaya pembebasan lahan untuk pemipaan gas dari lapangan Segat ke Pekanbaru sejauh 50 kilometer yang membengkak hingga Rp500 miliar.

Kalila baru bisa memenuhi pasokan gas ke PLN sebesar 7,5 MMSCFD yang bisa menghasilkan listrik sebesar 18 megawatt (MW). Karena itu, Kalila dan BP Migas merekomendasi adanya pengubahan kontrak kembali agar dikaji kemungkinan PLN membangun pembangkit di mulut sumur gas untuk mengganti pemipaan.

Meski begitu, pihak PLN masih mempertanyakan rekomendasi tersebut karena khawatir investasi besar untuk pembangunan pembangkit tidak sebanding dengan cadangan gas yang tersedia untuk jangka panjang. Sebabnya, Kalila juga menggunakan sumber gas yang sama untuk memasok gas ke perusahaan bubur kertas PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).

Menurut Agustinus, cadangan gas dari Lapangan Segat dan Seng sangat mencukupi, baik untuk pasokan gas ke PLN dan RAPP hingga akhir kontrak PJBG. Bahkan, dari studi lanjutan, ia memperkirakan akan ada potensi 30 persen tambahan cadangan dari cadangan gas yang sudah disertifikasi oleh Kalila Bentu PSC.

Agustinus menambahkan, sumur Segat 2, Segat 3, Segat 4 dan Seng 1 adalah sumur-sumur yang belum pernah diproduksi sebelumnya (virgin well). Dengan begitu, lanjutnya, besarnya cadangan gas sangat memadai untuk kebutuhan PLN maupun konsumen gas yang lain.

"Tim Kalila pada Mei hingga Agustus lalu melakukan tes produksi pada sejumlah sumur, dan hasilnya, baik untuk kebutuhan PLN, RAPP maupun konsumen gas yang lain," ujarnya.

Sebelumnya, Humas PLN Wilayah Riau-Kepulauan Riau (Kepri), Delvis Bustami, mengatakan bahwa PLN kemungkinan besar tak akan membangun pembangkit listrik di mulut sumur gas Kalila karena rencana amandemen kontrak pasokan gas dengan Kalila dikhawatirkan justru bakal merugikan PLN dalam investasi jangka panjang.

"Kami tidak pernah tahu berapa sesungguhnya cadangan gas Kalila. Kalau pembangkit listrik dibangun tapi ternyata produksi gas Kalila habis dalam dua tahun, misalnya, tentu PLN akan merugi," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya masih berpegang pada janji Kalila bahwa pasokan gas ke pembangkit di Pekanbaru akan dipenuhi pada akhir 2010.
(T.F012/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010