Magelang (ANTARA News) - Perayaan Tahun Baru Imlek 2560 menjadi momentum yang tepat bagi umat Tri Dharma di Kota Magelang, Jawa Tengah, untuk merefleksikan kondisi aktual kehidupan bangsa. "Imlek bukan untuk berhura-hura bagi umat tetapi untuk merefleksikan situasi dan kondisi kehidupan masyarakat dan bangsa ini," kata Ketua Bidang Kerohanian Tempat Ibadah Tri Dharma Kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang, Tedy Hartanto Tamsil, di Magelang, Kamis. Puncak perayaan Imlek bagi umat setempat yang umumnya warga keturunan Tionghoa akan berlangsung pada Minggu (25/1) malam hingga Senin (26/1) dini hari di kelenteng yang terletak di pusat kota itu dalam bentuk prosesi persembahyangan tutup tahun dan awal tahun. Ia mengatakan, perayaan Imlek oleh umat setempat pada tahun 2009 akan berlangsung secara sederhana karena kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara masih diliputi berbagai kesulitan akibat dampak krisis ekonomi global. Perayaan Imlek secara mewah, katanya, tidak tepat di saat berbagai kesulitan hidup dialami masyarakat. "Sekarang ini bagaimana umat beriman mengembangkan kepekaan sosial, merajut semangat kebersamaan, dan menyucikan batin, dan membangun toleransi dengan sesama di sekitar kita," katanya. Ia mengatakan, masyarakat keturunan Tionghoa di kota itu berintegrasi dengan masyarakat pribumi menghadapi dampak krisis ekonomi global. Selain itu, katanya, mereka mengemas kemajemukan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menjadi wajah hidup yang tampak indah dan penuh makna. "Sekarang bagaimana mengemas kemajemukan hidup ini menjadi indah, tidak hanya omong saja tetapi riil di masyarakat," katanya. Tokoh warga keturunan Tionghoa di Magelang, Paul Candra Wesi Aji, menyatakan pentingnya masyarakat Indonesia yang majemuk memantapkan semangat persatuan agar tetap kokoh dalam menghadapi dampak krisis ekonomi global. "Kita hadapi dampak krisis yang berat ini dengan semakin menguatkan persatuan, saling mendoakan dan toleransi," katanya. Berbagai komponen bangsa, kata Paul yang juga Ketua Umum Yayasan Tribhakti Kota Magelang itu, harus menyadari pentingnya hidup prihatin di tengah terpaan krisis ekonomi global. "Kalau krisis ini bisa kita lewati dengan baik, lewat hidup prihatin dan ulet, pasti ke depan kita lebih kuat," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009