Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan bahwa realisasi anggaran BBM bersubsidi 2010 tidak akan melebihi alokasi yang ditetapkan, walaupun pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diprediksi naik menjadi 39,2 juta kiloliter (kl).

"Walaupun 2010 naik menjadi dari 36 ke 38-39 (juta kiloliter), tapi anggaran tidak akan melebihi karena penguatan ICP dan rupiah yang menguat," ujarnya saat ditemui dalam Munas Kadin di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan salah satu faktor penyebab kenaikan volume BBM yang sebelumnya telah ditetapkan sebesar 36,5 juta kl dalam prognosa realisasi APBNP 2010 karena untuk mengantisipasi tingginya angka pertumbuhan transportasi.

"Ada dua asumsi. Pertama terjadi penurunan penggunaan exisiting tapi juga mengantisipasi pertumbuhan transportasi. Itulah dengan adanya penghematan ditambah pertumbuhan, maka keluarnya masih di angka 38-39 juta itu," ujar Hatta.

Sementara Hatta menambahkan, untuk mengantisipasi peningkatan asumsi volume penggunaan BBM bersubsidi yang dalam RAPBN 2011 diperkirakan mencapai 38,5 juta kl dari sebelumnya 36,7 juta kl, maka diperlukan program-program penghematan agar tidak melebihi asumsi volume.

"Artinya ada yang harus kita hemat. Mana yang harus kita hemat, kan sekarang ini lagi diexcercise. Berarti harus ada asumsi-asumsi program-program yang berjalan," ujarnya.

Pemerintah memperkirakan realisasi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 2010 sebesar 39,2 juta kiloliter (kl), lebih tinggi dari prognosa realisasi APBN-P 2010 sebesar 36,5 juta kl.

"Pada Agustus ini, prognosa realisasi volume BBM bersubsidi 2010 adalah 39.234.618 kiloliter," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo, dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR.

Angka tersebut lebih tinggi dari prognosa pada APBN-P 2010 sebesar 36.504.779 kl, tetapi lebih rendah dari prognosa realisasi yang dibuat pada Juni 2010 sebesar 40.100.000 kl.

Evita memaparkan, prognosa realisasi pada Agustus yang lebih rendah dibandingkan pada prognosa realisasi Juni antara lain karena adanya peningkatan pengawasan melalui nota kesepahaman (MoU) dengan kepolisian, kejaksaan, dan pemerintah daerah.

Hal itu, lanjutnya, adalah agar penggunaan BBM bersubsidi bisa benar-benar lebih tepat sasaran.

Sebelumnya, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi secara nasional diperkirakan bisa membengkak hingga melampaui angka 1,8 juta kl, jika program pembatasan BBM subsidi batal diterapkan.

"Kami sudah memperhitungkan di akhir 2010 konsumsi BBM kita akan melewati angka 1,8 juta kl," kata General Manager Pemasaran BBM Ritel Region 3 PT Pertamina (Persero), Hasto Wibowo.

Ia menambahkan, konsumsi BBM bersubsidi di Pulau Jawa akan menelan dua pertiga dari angka nasional atau diperkirakan membengkak menjadi sekitar 1,2 juta kl.

(ANT/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010