Bekasi (ANTARA News) - Musisi Jazz, Tompi, menilai situasi musik di Indonesia pada saat ini berada dalam keterpurukan akibat maraknya sejumlah industri yang melegalkan plagiat lagu demi mencari keuntungan.

"Saya berharap maraknya kegiatan festival jazz di Indonesia dapat mengobati keterpurukan dunia musik Indonesia yang semakin memprihatinkan," ujar Tompi usai tampil sebagai bintang tamu dalam kegiatan Bekasi Festival Jazz 2010, di Bekasi Squere, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu malam.

Tompi mencontohkan, pasangan Shinta dan Jojo yang berhasil tenar berkat nyanyian berjudul Keong Racun di dunia maya merupakan salah satu contoh keterpurukan kualitas musik Indonesia.

"Bukan orangnya yang kita salahkan, namun situasi dan persoalannya yang kita khawatirkan, plagiat musik seakan legal di tengah masyarakat yang secara kebetulan menikmatinya," katanya.

Menurut pria kelahiran "tanah rencong" itu, tidak sedikit musisi ternama di Indonesia yang melakukan tindakan serupa. Situasi itu diperparah dengan adanya sejumlah industri musik yang tidak selektif dalam memilih musik berkualitas.

"Industri musik seharusnya mengambil peran untuk menyeleksi musik-musik yang bekualitas, bukan justru malah sebaliknya melegalkan karangan lagu yang menjiplak dari karya orang lain demi keuntungan perusahaan," katanya.

Tompi berharap kegiatan Bekasi Jazz Festival 2010 yang digelar perdana pada tanggal 25 hingga 26 September 2010 menjadi solusi alternatif untuk mengobati keterpurukan dunia musik Indonesia. "Saya dan sejumlah teman seprofesi masih tetap berpegang teguh pada idealisme bermusik yang original," demikian Tompi.
(KR-AFR/J006)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010