Dalian (ANTARA News)- Presiden Rusia Dmitry Medvedev tiba di kota China utara, Minggu untuk kunjungan resmi dan mengatakan hubungan Moskow dengan Bejing "dijalin dengan daerah" yang tumpah dalam perang melawan musuh bersama.

Medvedev memulai kunjungan tiga hari ke negara ekonomi terbesar kedua dunia itu dengan mengunjungi bekas kota Rusia Dalian dan memberikan penghormatan kepada serdadu Rusia yang gugur dalam mempertahankan kota itu dari para penyerbu Jepang.

"Persahabatan dengan China adalah pilihan penting Rusia, itu adalah satu pilihan yang dijalin dalam darah pada tahun-tahun lalu," kata Medvedev kepada para veteran perang Rusia dan China.

"Persahabatan antara rakyat Rusia dan China diperkiuat oleh peristiwa--peristiwa militer dan tidak dapat dirusakkan danitu baik bagi generasi-generasi masa depan kita.

"Bagi Rusia dan China kenang-kenangan akan peristiwa-peristiwa itu adalah suci."

Dengan dihadiri para veteran dan Li Min, 73 tahun putra pemimpin revolusi China Mao Zedung, pemimpin Kremlin itu meletakkan karangan bunga di satu monumen mengenang perang Rusia-Jepang tahun 1904-1905 dan Perang Dunia II.

Dengan disertai para pejabat energi penting dan para konglomerat, Medvedev akan bertemu dengan Presiden China Hu Jintao di Beijing, Senin dan menyaksikan penandatangan sejumlah perjanjian termasuk sektor energi.

Rusia ingin meragamkan pasokan energinya dan telah melakukan perundingan dengan China, pemakai energi terbesar dunia, menyangkut pengiriman gas.

Moskow, yang mengamati pertumbuhan ekonomi China yang hebat, juga tertarik bagi lebih banyak investasi China.

Hubungan antara Miskow dan Beijing-- yang pernah bermusuhan dalam Perang Dingin--memiliki sejarah yang goyang.

Posisi kedua negara sebagai penyeimbang dengan dominasi global Amerika Serikat dan Kremlin menyebut hubungannya dengan Beijing sebagai satu "kemitraan strategis."

Kunjung Medvedev ke kota yang dikenal di Rusia bernama Dalny itu juga dilakukan saat China terlibat dalam sengketa wilayah dengan Jepang .

Dalian, yang berada dalam kekuasaan Moskow setelah 25 tahun perjanjian sewa menyewa dengan pemerintah China tahun 1898 terletak dekat pangkalan angkatan laut Port Arthur, tempat Rusia kalah dalam pertempuran seru melawan Jepang -- satu titik balik dalam perang tahun 1904-1905.
(H-RN/B002)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010