Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mendesak aparat kepolisian segera melakukan tindakan tegas dan menangkap siapa saja yang menjadi provokator dalam bentrokan antarwarga di Tarakan, Kalimantan Timur, agar tidak meluas ke wilayah lain.

"Saya pesan, Polri segera tangkap provokatornya, agar jangan sampai menjalar ke mana-mana," kata Priyo di Gedung DPR Senayan Jakarta, Rabu.

Hingga saat ini bentrokan warga di Tarakan, Kalimantan Timur, dikabarkan telah menewaskan lima orang.

Menurut Priyo, ada indikasi kuat adanya pihak-pihak uang melakukan provokasi di Tarakan tersebut.

Karena itu, tambahnya, Polri harus segera melakukan tindakan tegas dan menyelesaikan persoalan ini.

"Kami akan bangga dengan Polri jika segera bisa selesaikan ini, tetapi jika gagal yaa.. Wassalam. Kita (DPR) mungkin akan evaluasi rencana kenaikan anggaran Polri. Bisa juga kita tidak akan menyetujui begitu saja soal pemilihan Kapolri," katanya.

Priyo melanjutkan, rencana kenaikan anggaran Polri dan juga pembelian alat-alat seharusnya diimbangi dengan prestasi-prestasi yang bisa dibanggakan termasuk menyelesaikan bentrokan Tarakan ini.

Menurut dia, DPR akan terus mendukung Polri jika memang memiliki prestasi yang bisa dibanggakan khususnya dalam menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, bentrokan warga di Tarakan Kaltim bermula ketika pada Minggu, 26 Oktober 2010, Abdul Rahmansyah, warga Kelurahan Juanta Permai sedang melintas di Perum Korpri Jalan Seranai III, Juata Kecamatan Tarakan Utara, Kota Tarakan, yang secara tiba-tiba dikeroyok lima orang tidak dikenal sehingga Abdul mengalami luka-luka di telapak tangan.

Selanjutnya Abdul pulang ke rumah untuk meminta pertolongan dan diantar pihak keluarga ke RSU Tarakan untuk berobat. Besoknya, Senin (27/9), orang tua Abdul Rahmansyah beserta enam orang yang merupakan keluarga dari Suku Tidung berusaha mencari para pelaku pengroyokan dengan membawa senjata tajam berupa mandau, parang dan tombak.

Mereka mendatangi sebuah rumah yang diduga sebagai rumah tingga salah seorang dari pengroyok di Perum Korpri Jalan Seranai III, Juata, Tarakan Utara Kota Tarakan.

Penghuni rumah yang mengetahui bahwa rumahnya akan diserang segera mempersenjatai diri dengan senjata tajam berupa badik dan parang. Kemudian terjadilah perkelahian antara kelompok Abdullah (warga Suku Tidung) dengan penghuni rumah tersebut (kebetulan warga Suku Bugis Latta).

Akibatnya, Abdullah meninggal dunia akibat sabetan senjata tajam.

Tawuran Jakarta

Sementara menyangkut aksi kekerasan di depan PN Jakarta Selatan, Priyo menyatakan prihatin dengan kondisi ini. Priyo meminta jajaran Polri mengusut tuntas persoalan ini.

Sedangkan mengenai adanya preman-preman yang disinyalir memiliki senjata api secara bebas, Priyo meminta Polri melakukan razia untuk menertibkannya.

"Saya setuju untuk segera diusut tuntas termasuk indikasi adanya preman-preman yang memiliki senjata api rakitan atau lainnya. Segera tangkap dan lumpuhkan," katanya.

(J004/A041/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010