Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan bibit kentang varietas unggul, yakni granola lembang dan granola kembang, yang sudah dipasarkan secara mandiri oleh kampus tersebut.

"UMM menjadi satu-satunya kampus yang memiliki delegasi legalitas untuk memproduksi bibit kentang dua varietas unggul tersebut," kata dosen UMM yang mengembangkan bibit kentang tersebut, Dr Syarif Husen di Malang, Jawa Timur, Selasa.

Untuk mengembangkan benih kentang varietas unggul ini, lanjutnya, pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur. Dengan adanya MoU ini, UMM dapat mengelola, memproduksi dan memasarkan sendiri bibit kentangnya kepada masyarakat.

Riset bibit kentang tersebut telah dimulai Tahun 2015. Memasuki tahun 2018, bibit kentang hasil riset tersebut akhirnya dapat diproduksi dan dipasarkan secara luas dengan bantuan Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) dari Kemendikbudristek.

Pada Tahun 2021, UMM dapat memasarkan dua varietas bibit, yaitu granola lembang, delegasi dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang dan varietas granola kembang dari BPTP Jawa Timur.

Lebih lanjut, dosen Fakultas Pertanian dan Perternakan UMM itu menjelaskan bibit kentang yang diproduksi UMM memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah bebas dari virus, karena pengembangan bibit tersebut dengan menggunakan teknologi kultur in vitro.

Proses ini menghasilkan bibit dalam bentuk planlet dan teknologi aeroponik untuk mendapatkan bibit kentang dalam bentuk umbi generasi nol (G0). “Varietas granola ini memiliki potensi produksi 30-50 ton per hektare bila dilakukan dengan teknik budi daya yang baik dan benar,” kata Syarif.

Saat ini UMM mampu memproduksi 20.000 botol planlet melalui sistem pre-order. Untuk pemasarannya, kampus putih itu bekerja sama dengan jaringan alumni dan para petani bibit kentang di Jawa Timur.

Ia mengatakan dengan berbagai kemajuan yang diperoleh UMM dalam mengembangkan bibit kentang, membuktikan bahwa bibit-bibit yang diproduksi UMM memiliki kompetensi yang unggul.

“Saya berharap kesadaran konsumen dalam menggunakan benih berkualitas semakin meningkat. Ini juga akan berdampak pada perkembangan industri benih, khususnya kentang. Saya juga berharap produksi benih unggulan ini akan membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan bibit kentang secara nasional,” ujarnya.

Syarif mengatakan kentang menjadi komoditas strategis di Tanah Air, karena sayuran ini dapat diolah menjadi beragam variasi makanan. Namun, Indonesia masih belum bisa memenuhi produksi bibit kentang nasional.

"Melihat kondisi ini kami melakukan riset dan akhirnya mengembangkan bibit kentang unggulan ini. Produk ini telah diproduksi dan dipasarkan secara luas," ujarnya.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021