Mekkah (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia belum bisa memastikan kapan pemulangan jemaah haji dari tanah suci dapat berlangsung normal.

Alasan yang dikemukakan masih tetap persoalan izin, slot time dan parkir pesawat di Bandara King abdul Aziz, Jeddah, kata Wakil Humas Garuda Indonesia, Hotma ditemui wartawan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Selasa.

Pihaknya tak akan berani memberangkatkan pesawat dari Indonesia bila dari otorita Bandara King Abdul Aziznya sendiri tidak memberikan izin, kata Hotma.

Kesulitan memperoleh slot time pendaratan juga dialami maskapai penerbangan lain dari seluruh dunia. "Bahkan di penerbangan reguler internasional pun mengalami delay yang sama," ujar Hotma lagi.

Sebetulnya keterlambatan jadwal pemulangan jamaah haji sudah diprediksi. Keterlambatan juga dialami saat musim haji sebelumnya. Tak terkecuali maskapai lokal Saudi Arabia Airlines yang juga mempunyai jatah memulangkan jamaah haji Indonesia mengalami nasib yang sama dengan Garuda.

"Dari tahun ke tahun kejadiannya selalu berulang, dan baru normal dua minggu ke depan, kita lihat saja," ujarnya.

Kepala Daerah Kerja Jeddah Ahda Barori mengatakan dirinya tidak bisa berbuat banyak terhadap keterlambatan ini. Garuda Indonesia merupakan pihak yang sepenuhnya bertanggungjawab terhadap jadwal pemulangan jamaah.

"Bila pemberitahuan jauh hari, kami bisa menahan jamaah di hotel transito, sehingga jamaah bisa tenang beristirahat. Tapi sayangnya ketika sudah confirm dan jamaah sudah sampai bandara, jadwal pemulangan berubah lagi, jadinya jamaah harus menunggu di bandara," kata Ahda.

Sementara itu tiga dari delapan hotel transito cadangan di Jeddah terpaksa digunakan. Jadwal terbang pemulangan jamaah haji Indonesia, hingga hari kelima masih mengalami delay. Beberapa kloter bahkan telat hingga lebih dari 20 jam dan sempat diinapkan kembali di hotel Transito.

Hotel transito cadangan yang digunakan diantaranya Hotel dari Norcom, Madina Palace dan Mahmal.

Sejauh ini Kadaker Jeddah terus melakukan komunikasi intens dengan Maskapai Garuda dan Saudi Arabia Airlines untuk mengetahui jadwal pasti kapan jamaah bisa terbang. Sebab bila jamaah sudah terlanjur diangkut ke Bandara secara teknis akan sulit menginapkan kembali jamaah ke hotel transito.

Akibat dari penambahan hotel cadangan ini, personel dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mulai kewalahan menghadapi jamaah.

Mereka terpaksa over shift untuk tetap terus memberikan pelayanan kepada jamaah. "Bila satu hotel duoa orang petugas, maka tiga hotel kami turunkan enam orang petugas, dan mereka juga harus bekerja dua shift," kata Ahda Barori.

Maskapai penerbangan Garuda rencananya akan memberikan keterangan resmi pada pagi hari WAS hari ini. Konferensi pers terkait ketidakpastian jadwal pemulangan jamaah haji ke tanah air melalui Bandara Internasional King Abdul Azis (KAIA) Jeddah.

Dari pantauan MCH, keterlambatan juga terjadi pada semua maskapai penerbangan dunia. Tak terkecuali kepulangan Menteri Agama Suryadharma Ali, dan Anggota DPR RI juga mengalami telat hingga lebih dari 10 jam.
(ANT/B010)



Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010