Southgate seolah meniti jalan panjang membayar kegagalannya di Euro 1996, tentunya dengan ekspektasi yang kian hari akan selalu meninggi.

Sayangnya, keunggulan itu tak dibarengi kemampuan Inggris mendominasi permainan. Italia tampil lebih dominan sepanjang laga hingga mampu menyamakan kedudukan lewat Leonardo Bonucci.

Skor imbang 1-1 bertahan hingga waktu normal berakhir, melecut ingatan kecil atas keunggulan cepat yang terbuang dalam semifinal Euro 1996 kontra Jerman.

Dalam babak tambahan yang tetap buntu, Southgate kembali melakukan perjudian di menit-menit akhir dengan memasukkan Marcus Rashford dan Jadon Sancho, yang tampaknya khusus disiapkan untuk adu penalti.

Yang terjadi kemudian perjudian ini malah menjadi bumerang sebab Rashford dan Sancho jadi dua di antara tiga algojo Inggris yang gagal menyarangkan bola ke dalam gawang dalam adu penalti.

Jordan Pickford sempat menyalakan asa Inggris setelah ia menghentikan eksekusi penalti algojo kelima Italia, Jorginho, yang seharusnya bisa menjadi penentu kemenangan.

Tapi itu semua hanya berujung pada besarnya beban yang harus diletakkan ke pundak Bukayo Saka, remaja 19 tahun yang ditugasi Southgate sebagai algojo kelima Inggris.

Ketika bola tembakan Saka dimentahkan Donnarumma, maka kombinasi Southgate, Wembley dan adu penalti sekali lagi menyisakan mimpi buruk yang akan menghantui sepak bola Inggris entah sampai kapan.

Baca juga: Pangeran William beri dukungan Inggris bawa pulang trofi Euro 2020
Baca juga: Suasana pesta melanda berbagai penjuru London sambut final Euro 2020
Baca juga: Jika Inggris menang, Jack Grealish kunjungi Las Vegas 10 hari


 

Copyright © ANTARA 2021