Surabaya (ANTARA  News) - Mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya merancang bangunan ramah lingkungan berbahan bambu karena mengantisipasi dampak perubahan iklim selama ini.

"Karya mahasiswa Jurusan Arsitektur tersebut dinilai `Super Juri` sebagai tugas akhir terbaik," kata Kepala Perpustakaan Universitas Kristen Petra Surabaya Aditya Nugraha, di Pembukaan Pameran "Green & Glocal" (Global Local) di perpustakaan kampus itu, Jumat.

Menurut dia, karya mahasiswa bernama Wijaya Suryanegara Yapeter tentang fasilitas edukasi dan pengembangan bambu di Cebongan Yogyakarta, dilakukan sebagai portofolio tugas akhir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur UK Petra Surabaya.

"Karya berbahan bambu tersebut ditetapkan sebagai Juara 1 oleh Super Juri yang melibatkan dosen - dosen Jurusan Arsitektur UK Petra, para pakar, dan praktisi arsitektur dari luar kampus. Sementara itu, pameran ini dilaksanakan antara tanggal 1 Oktober hingga 30 Oktober 2010," ujarnya.

Ia menjelaskan, kegiatan itu menampilkan sekitar 25 karya arsitektur dan beberapa bidang ilmu lain seperti bertema "green building", "sustainable design", "eco-friendly design".

"Upaya ini sekaligus bertujuan mewujudkan `Green Campus` dan mendorong terealisasinya kegiatan ramah lingkungan bagi semua civitas di antaranya penghematan kertas, dan air," paparnya.

Bahkan, ulas dia, saat menghias dekorasi ruangan pada Dies Natalis ke-49 bahan yang dipakai nihil "sterofoam" dan menggantinya dengan kardus. Selain itu, tindakan praktis untuk "Green Campus" dapat dilakukan dengan mengadakan pemilahan sampah.

"Kami juga mulai mengkampanyekan kepada masyarakat di sekitar kampus dan kalangan akademis mengumpulkan bola lampu yang pecah atau baterai bekas. Lalu, kami kumpulkan sampah tersebut ke perusahaan tertentu," katanya.

Mengenai kesadaran masyarakat ke arah "green living", ia menilai, saat ini semakin tinggi walaupun di Indonesia lebih lambat dibandingkan perkembangan konsep "green" di Amerika Serikat. Kalau di Negeri Paman Sam konsep "Green Living" sudah menjadi industri.

"Namun, konsep tersebut tidak mematikan bisnis di sana, tetapi justru mengembangkan dunia perindustriannya," tuturnya.
(ANT071/C004)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010