Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Fredy Numberi mengusulkan beberapa skanario untuk memperkuat pasokan listrik Bandara Internasional Soekarno-Hatta, diantaranya pasokan listrik berlapis ke bandara ini.

"Bandara ini setiap harinya harus mendapatkan sulai listrik sebesar 35 MVA. Pasokan tersebut dapat dipenuhi melalui beberapa skanario," kata Number dalam siaran persnya, Minggu.

Skenario pertama adalah pasokan listrik bersumber dari gas yang diubah menjadi sumber listirik untuk fasilitas umum bandara sebesar 18 mega watt.

Pasokan listrik memakai bahan bakar gas memungkinkan untuk diabsorpsi oleh chiller untuk menggerakkan air conditioning (AC) sebesar 12 mega watt.

Sedangkan kebutuhan sistim radar dan ATC dipasok melalui UPS yang berkemampuan 3 MVA dan cadangan disiapkan dari listrik PLN sebesar 34 MVA dan genset berkekuatan 20 MVA.

"Skenario pertama ini keandalannya mendekati 100 persen menjamim manajemen energi bandara karena pasokan listrik datang dari berbagai sumber," kata Fredy.

Skenario kedua, pasokan listrik utama tetap bersumber dari PLN sebesar 34 MVA, yakni pasokan listrik 18 mega watt untuk fasilitas umum, sedangkan air conditioner (AC) dipasok dihidupkan dari chiller yang memakai mesin berbahan bakar solar.

Cadangan sebesar 34 MVA dipasok dari PLN dan cadangan lain adalah genset berkekuatan 20 MVA, sementara pasokan radar dan ATC tetap dari UPS berkekuatan 3 MVA.

"Masalahnya jika pasokan listrik PLN terganggu, maka cadangan bekerja walaupun tidak bisa mengganti listrik kebutuhan Bandara seratus persen tapi memadai kebutuhan bandara untuk tetap beroperasi," katanya.

Skanario ketiga, pasokan utama bersumber dari mesin diesel sebesar 34 MVA yang menyuplai fasilitas-fasilitas utama dan air conditioner.

Radar dan ATC tetap mendapatkan suplai dari UPS sebesar 3 MVA, sedangkan cadangan sebesar 34 MVA dan genset berkekuatan 20 MVA.

Skanario keempat, pasokan utama energi utama dari mesin diesel tetapi air conditioner bersumber dari listrik PLN, katanya.

Dia menyatakan sistem manajemen energi bandara harus dilengkapi dengan pusat kontrol untuk mengatur distribusi lebih efisien dan gangguan pada satu bagian tidak menganggu sistem.

Fredi Numberi berharap Bandara Internasional Soekarno-Hatta mengevaluasi total manajemen energi bandara karena terbukti tidak andal.

"Target akhirnya adalah realibilitas manajemen energi bandara utama Indonesia ini," kata Fredy Numberi, seraya menilai padamnya lsitrik secara langsung menganggu pelayananan pemakai jasa dan merugikan keuangan. (*)

ANT/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010