Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan atau star-up Sampangan asal Indonesia meraih SEED Low Carbon Awards (SEED Awards) 2021 berkat temuan teknologi karbonisasi yang mampu mengubah limbah menjadi pupuk organik dan bio-disinfektan.

Sekretaris Negara Parlemen di Kementerian Lingkungan Federal Jerman (BMU) Rita Schwarzelühr-Sutter dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan usaha mikro dan kecil memainkan peran yang penting dalam transformasi menuju dekarbonisasi, pembangungan yang lebih berkelanjutan.

"Banyak dari usaha-usaha ini dapat memberikan kontribusi besar bagi transformasi. Penghargaan SEED adalah kunci untuk meningkatkan skala usaha ini, membantu para pendiri dalam hal pengetahuan dan jaringan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan pengaruh mereka dalam komunitas lokal maupun internasional," kata Schwarzelühr-Sutter mewakili BMU yang menjadi sponsor utama penghargaan tersebut.

Teknologi karbonisasi yang ditemukan Muhammad Fauzal Rizki pada 2019 yang sudah dipatenkan menghantarkan Sampangan memperoleh penghargaan yang merupakan bagian dari kemitraan global yang dibentuk oleh United Nations Environment Programme (UNEP), United Nations Development Programme (UNDP) dan International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Baca juga: Dosen UMN siapkan program bantu warga desa ubah sampah jadi pupuk cair

Baca juga: Dua pengusaha wanita ubah sampah plastik jadi bahan bangunan


Rizki sebagai pemimpin Sampangan mengatakan mereka mengubah sampah menjadi material berkelanjutan yang digunakan lagi dalam ekonomi sirkular, sehingga dapat menolong pebisnis, pemerintah, individual memproses dan mengelola sampah mereka.

Teknologi tersebut berhasil mengolah 62.500 ton sampah campuran sehingga menghasilkan 528 ton pupuk organik dan 400.000 liter bio-disinfektan. Dengan mengambil limbah pertanian dari petani dan memberikan mereka pupuk organik, Sampangan berhasil meningkatkan keuntungan petani sebesar 40 persen, sekaligus memperbaiki sanitasi dan kesehatan masyarakat.

Direktur Operations SEED Rainer Agster mengatakan para kandidat SEED Award kali ini luar biasa. Mereka berharap sembilan pemenang dan 39 runner-up dapat menjadi perusahaan yang menginspirasi bagi calon wirausahawan di negara-negara berkembang.

Ada ribuan perusahaan ramah lingkungan lainnya yang, menurut dia, turut mendukung Tujuan Pembangunaan Berkelanjutan (SDGs) yang dapat diperkuat lebih lanjut dengan dukungan yang tepat. Oleh karena itu, ia mengatakan SEED sangat mendorong para pembuat kebijakan dan pelaku keuangan untuk melihat lebih dekat usaha-usaha ramah lingkungan itu dan memulai atau meningkatkan dukungan untuk mereka.

Koordinator Nasional SEED Indonesia Romy Cahyadi mengatakan Sampangan sebagai pemenang dari Indonesia dan para runner-up lainnya menawarkan solusi inovatif yang memiliki potensi besar untuk ditingkatkan atau direplikasi.

Mereka, menurut Romy, mencerminkan generasi yang akan mendorong Indonesia maju dalam upaya keberlanjutannya, termasuk mendukung tujuan pemerintah untuk mengurangi emisi karbon sebesar 41 persen pada 2030 dengan bantuan pihak internasional. Komitmen terhadap SDGs akan membawa dampak lebih lanjut dalam pengentasan kemiskinan dan merangsang pertumbuhan ekonomi setelah pandemi.

Perusahaan rintisan lain dari Indonesia yang mengikuti ajang tersebut dan terpilih menjadi runner-up adalah, pertama, Neurafarm yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan data untuk membantu petani meningkatkan produktivitas dan efisiensi sejalan dengan praktek pertanian yang baik. Kedua, Perfect Fit yang memberikan akses terhadap produk-produk menstruasi berkelanjutan dan edukasi kesehatan, tubuh, dan hak asasi manusia.

Ketiga, SukkhaCitta yang memberikan pelatihan keterampilan bisnis, desain, dan teknik pewarnaan alami kepada para pengrajin wanita agar bisa menjual produk mereka ke seluruh dunia, dan keempat, PT Seaweedtama Biopac, yang memproduksi kemasan berbahan dasar rumput laut untuk menggantikan kemasan format kecil yang tidak dapat terurai.

Pemenang SEED Awards akan mendapatkan pendanaan sebesar 10.000-15.000 euro (setara Rp170 juta sampai dengan Rp260 juta) dan akan menerima layanan konsultasi 1:1 khusus hingga satu tahun untuk meningkatkan skala operasi mereka, sebagai bagian dari program SEED Accelerator.

Sejalan dengan prinsip "awarding the best and moving the rest", 39 runner-up lainnya juga akan mendapat dukungan melalui program SEED Catalyser, dalam menyempurnakan model bisnis, pengoptimalan dampak usaha dan kesiapan investasi.*

Baca juga: TPPAS Lulut Nambo Bogor ubah sampah jadi bahan bakar

Baca juga: Ubah berkelanjutan, tinggalkan model kumpul-angkut buang sampah


Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021