Medan (ANTARA News) - Pemerintah dan pelaku sawit diminta tetap bersama-sama melawan dan menekan kampanye negatif sawit untuk bisa mempertahankan harga minyak sawit mentah yang trend menguat hingga 955 dolar AS per metrik ton per 7 Oktober 2010.

"Tidak mustahil harga CPO bisa capai 1.000 bahkan lebih, kalau kampanye negatif khususnya yang masih terus gencar dilakukan negara Eropa bisa ditekan dan dilawan," kata Bendahara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Laksamana Adiyaksa, di Medan, Rabu.

Dia mengakui, dewasa ini, kenaikan harga CPO itu dipicu permintaan yang tinggi dari negara India yang yang akan memasuki hari raya keagamaan atau Devawali dan termasuk tidak seimbangnya permintaan dan persediaan .

Kalau isu tidak dilawan, maka harga bisa melorot lagi meski kebutuhan akan CPO diyakini semakin besar karena produksi minyak nabati lainnya seperti kanola, kedelai dan jagung menurun.

Wakil Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun mengatakan, langkah yang dilakukan pemerintah mengatasi kampanye negatif sudah membuahkan hasil meski diakui belum maksimal.

Memang masih harus tetap melakukan berbagai kebijakan termasuk diplomasi agar kampanye negatif sawit semakin bisa ditekan.

Menurut Derom, CPO masih akan tetap menjadi primadona bagi penerimaan devisa Indonesia sehingga sangat pantaslah untuk diperjuangkan oleh semua pelaku.(*)

(T.E016/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010