Samarinda (ANTARA News) - Ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir meraih gelar kedua setelah pada final Indonesia Terbuka Grand Prix Gold 2010 mengalahkan pasangan Markis Kido/Lita Nurlita.

Pada partai penutup final di Stadion Palaran, Samarinda, Minggu, juara Macau GP Gold itu hanya membutuhkan waktu 19 menit untuk meraih kemenangan 21-11, 21-13.

Tontowi/Liliyana yang tampil pada turnamen ketiganya itu langsung memegang kendali permainan dengan memimpin sejak awal game pertama.

Dengan berondongan 16 smes yang menghasilkan angka pada game pertama, pasangan yang sedikitnya mencapai final tiga turnamen yang mereka ikuti itu hanya memberi lawan kesempatan mengumpulkan 11 poin.

Pada game kedua, Kido/Lita sempat memimpin hingga kedudukan 9-6 sebelum enam angka beruntun dari Tontowi/Liliyana membalik keadaan untuk memimpin hingga pertandingan berakhir.

"Kami berusaha memegang kendali permainan lebih dulu karena jika terbawa permainan mereka, mereka akan sulit diatasi terutama Kido," ujar Liliyana usai pertandingan.

"Kalau kami mengontrol lebih dulu, permainan mereka tidak berkembang," tambah Liliyana yang bersama Tontowi akan mewakili Indonesia di Asian Games.

Sementara Kido mengaku kesulitan menghadapi pasangan baru tersebut. "Kami kalah, susah melawan mereka," katanya.

Taufik juara

Sebelumnya, unggulan teratas Taufik Hidayat juga meraih gelar keduanya tahun ini dengan mengalahkan unggulan kelima Dionysius Hayom Rumbaka 26-28, 21-17, 21-14.

Hayom berhasil merebut game pembuka di Stadion Palaran, Samarinda, Minggu, dengan skor ketat 28-26 sebelum Taufik bangkit merebut game kedua.

Pada game penentuan Hayom hanya mampu mengimbangi permainan Taufik di awal sebelum menyerah dan memberi gelar kedua bagi Taufik setelah juara Olimpiade Athena itu menang di Kanada GP.

"Saya kalah tetapi tidak merasa kalah karema permainan saya sudah keluar semua secara teknik dan fisik. Saya sudah maksimal," kata Hayom mengenai kekalahannya.

Sementara Taufik mengaku belajar dari kekalahan game pertama untuk memenangi game kedua.

"Setelah memenangi game kedua, selanjutnya lebih percaya diri," kata Taufik yang menilai Hayom adalah pemain harapan Indonesia di masa mendatang.

"Dia pemain yang mempunyai potensi. Secara postur dan permainan bagus, asal jangan salah menangani," katanya.(*)

F005/T009

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010