Jakarta (ANTARA) - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Jakarta Barat Tamo Sijabat mengklaim jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) menurun cukup signifikan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegaiatan Sosial (PPKM).

"Wah sudah berkurang, dari pantauan kami hampir menurun sebesar 80 persen," kata Tamo saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Satpol PP Jaksel tertibkan 211 penyandang masalah sosial

Menurut Tamo, biasanya para PMKS yang terdiri dari manusia "silver", pengamen hingga pemulung kerap terlihat di kawasan Daan Mogot dan perbatasan Tangerang Selatan.

Namun sejak PPKM berlaku satu bulan terakhir, petugas Satpol PP Jakarta Barat sudah jarang melihat keberadaan para PMKS tersebut.

"Ya masih ada sih, cuman ya jarang lah. Sudah sangat jarang," jelas Tamo.

Baca juga: Razia PMKS, delapan "Pak Ogah" terjaring di Jalan Daan Mogot

Tamo menilai minimnya warga yang keluar rumah membuat para PMKS kehilangan "mata pencahariaan". Akhirnya, lanjut Tamo, para PMKS pun enggan beroperasi di jalanan.

"Orang juga pasti takut lah berinteraksi sama orang asing. Siapa yang mau kasih uang, orang takut," ujar dia.

Walaupun demikian, pihaknya beserta Suku Dinas Sosial Jakarta Barat tidak mengendurkan pengawasan terhadap PMKS.

Nantinya, PMKS yang diamankan akan dibawa ke Panti Sosial dan GOR kawasan Cengkareng untuk dilakukan pembinaan.

Baca juga: Seorang PMKS bawa uang jutaan rupiah hasil jual sembako bansos

Pewarta: Walda Marison
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021