Kendari (ANTARA News) - Fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Komaruddin Watubun menyatakan mantan Presiden RI Soeharto tidak pantas diberi gelar pahlawan nasional karena masa lalunya lebih banyak sisi gelapnya.

"Memang selama Pak Harto berkuasa, banyak membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia, namun di balik itu juga banyak melukai hati rakyat Indonesia," kata Komaruddin kepada wartawan usai menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Tripilar DPD PDIP Sulawesi Tenggara di Kendari, Sabtu sore.

Kepada tim penilai pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden RI itu, Komaruddin mengharapkan agar memberikan data seobyektif mungkin soal plus-minus Soeharto selama berkuasa.

Dengan begitu, kata dia, pemerintah yang akan memberikan gelar itu benar-benar mempertimbangkan berbagai aspek kelayakan dari pemberian gelar tersebut.

"Jangan karena pernah berkuasa, lalu mengabaikan sisi-sisi gelap dari yang akan menerima penghargaan itu," katanya.

Komaruddin memberi contoh mantan presiden RI Bung Karno yang berjuang habis-habisan untuk kemerdekaan Republik Indonesia. Sampai saat ini, kata dia, mantan presiden RI pertama itu tidak pernah diberi gelar sebagai pahlawan nasional, karena masa lalunya juga diwarnai beberapa sisi gelap.

"Nah, kalau Presiden pertama RI tidak diberi penghargaan sebagai pahlawan nasional karena ada catatan masa lalu, mengapa Pak Harto yang sisi gelapnya lebih banyak harus diberi penghargaan, kan aneh," katanya.

Karena itu, lanjut Komaruddin, sampai kapan pun PDIP akan tetap tidak setuju kalau mantan presiden Soeharto diberi gelar pahlawan nasional.

"Itu sikap dari PDI Perjuangan, tidak setuju Pak Harto diberi belar sebagai pahlawan nasional," katanya.(*)
(ANT-227/R007/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010