Jakarta (ANTARA) - Tim Red Bull telah berpisah dengan salah satu pegawainya menyusul terungkapnya pesan singkat berbau rasisme.

Televisi Sky Sports melaporkan bahwa salah satu anggota tim Red Bull yang tidak disebutkan namanya itu menggunakan bahasa bernada rasisme dalam pesan singkat pribadinya yang kemudian terungkap setelah dipublikasikan di media sosial.

Disebutkan bahwa orang tersebut bukanlah anggota berkedudukan tinggi di Red Bull maupun yang bertugas di trek saat balapan.

"Kami mengutuk segala bentuk pelecehan rasis. Kami memiliki pendekatan toleransi nol terhadap perilaku rasis. Orang yang dimaksud sekarang bukan lagi anggota Red Bull Racing," demikian pernyataan Red Bull seperti dikutip Reuters, Jumat.

Baca juga: Bos Mercedes pandang kritik Red Bull terhadap Hamilton tak adil
Baca juga: Hamilton kini merasa tak sendirian hadapi komentar rasis


Red Bull saat ini menghuni puncak klasemen konstruktor dengan keunggulan empat poin dari Mercedes, sedangkan Max Verstappen juga memuncaki klasemen pebalap dengan margin delapan poin dari jagoan Mercedes Lewis Hamilton setelah sepuluh balapan.

Hamilton, satu-satunya pebalap berkulit hitam di grid, juga mengalami perundungan bernada rasisme di media sosial menyusul insiden kecelakaan dengan Verstappen di Silverstone bulan ini ketika Grand Prix Inggris.

Insiden di lap pembuka itu mengirim Verstappen ke rumah sakit, meski lolos dari cedera, dan Hamilton mengklaim kemenangan di kampung halamannya itu untuk kedelapan kalinya meski mendapat penalti 10 detik.

Baca juga: Bottas pimpin serangan Mercedes di FP2 GP Hungaria
Baca juga: Verstappen kalahkan duet Mercedes di FP1 GP Hungaria
Baca juga: Steward tolak petisi Red Bull untuk tinjau ulang insiden di GP Inggris

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2021