Selebrasi Apriyani Rahayu (kanan) dan Greysia Polii. (AFP/Thomas Samson)

Pertemuan dengan Apriyani

Usai Olimpiade Rio, masalah lain menimpa Greysia pada 2017. Pasangan mainnya, Nitya, mengalami cedera serius pada bagian bahu sehingga terpaksa gantung raket.

Mengetahui kejadian tersebut, Greys merasa ‘down’ dan ingin pensiun. Akan tetapi, keluarga dan juga sang pelatih, Eng Hian, memintanya agar terus bermain dan membimbing para pemain muda. Ia pun menuruti permintaan itu dan terus bersabar.

Kesabaran Greysia membuahkan hasil yang baik. Pada awal 2017, ia bertemu dengan Apriyani Rahayu yang saat itu baru mulai bermain di level senior dan berlatih di Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur.

Apriyani, bungsu dari empat bersaudara dan satu-satunya anak perempuan dari pasangan Amiruddin Pora dan Siti Jauhar, mulai mendalami dunia bulu tangkis saat bergabung dengan klub Pelita Bakrie Jakarta pada 2011.

Namun setelah tiga tahun, perempuan kelahiran Konawe, Sulawesi Tenggara, 29 April 1998 yang akrab disapa Apri itu hijrah ke klub Jaya Raya Jakarta pada 2015.

Ia mengalami peristiwa pahit pada tahun yang sama. Saat bertanding di Kejuaraan Dunia Junior 2015 yang digelar di Lima, Peru, Apri sempat dipanggil keluar lapangan dan ia mendapat kabar duka bahwa sang ibu meninggal dunia.

Mendengar kabar tersebut, Apriyani mencoba menahan dukanya untuk sementara dan melanjutkan pertandingan. Bahkan ia sukses menggondol medali perunggu di nomor perorangan ganda campuran, berpasangan dengan Fachriza Abimanyu.

Di level junior, Apri mencatat sejumlah prestasi, baik sebagai pemain ganda putri maupun ganda campuran. Ia pun kerap bergonta ganti pasangan, mulai dari Rosyita Eka Putri dan Jauza Fadhila Sugiarto di nomor ganda putri, serta Fachriza Abimanyu, Rinov Rivaldy, Agripinna Prima Rahmanto Putra dan Panji Akbar Sudrajat di nomor ganda putra.

Memasuki 2017, ia bergabung dengan tim senior bulu tangkis Indonesia sebagai spesialis ganda putri dan langsung dipasangkan dengan Greysia Polii.

Baca juga: Tangisan Greysia dan Apriyani

Greysia/Apriyani memulai debut mereka di kejuaraan beregu Piala Sudirman 2017, kemudian menyabet gelar juara pertama mereka di ajang Thailand Open 2017 dan disusul French Open 2017.

Dari situ, penampilan mereka kian kompak dan berbagai gelar juara berhasil diraih, di antaranya India Open 2018, Thailand Open 2018, SEA Games 2019, India Open 2019, Indonesia Masters 2020, Spain Masters 2020 dan Thailand Open 2020.

“Di usia saya yang sudah tidak lagi muda, tiba-tiba saja Apriyani muncul. Semuanya berjalan begitu cepat. Kami memenangkan banyak kejuaraan. Saya bersyukur sekali. Saya sudah menunggu kehadirannya begitu lama,” ujar Greysia.

Baca juga: Greysia beberkan arti dukungan dalam karir

Selanjutnya medali emas Olimpiade

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021