Jakarta (ANTARA) - Pusat Grosir Cililitan (PGC), Kramat Jati, Jakarta Timur masih terlihat sepi pengunjung meski pemerintah sudah membolehkan mal atau pusat perbelanjaan untuk beroperasi saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan penyesuaian.

"Untuk saat ini masih terbilang sepi sih, untuk pagi ini saja saya baru laku satu busana muslim," kata pedagang pakaian muslim, Indah di PGC Jakarta Timur, Rabu.

Baca juga: Polisi bubarkan jasa servis hp di PGC sambil bagikan sembako

Indah mengaku pendapatan dari hasil penjualan pakaian menurun hingga 90 persen semenjak pemerintah memberlakukan PPKM.

"Iya menurun drastis banget pemasukanya, apalagi saya menjual baju muslim yang sifatnya kan musiman, untuk mengantispasi kerugian saya menjual rugi dari biasanya Rp150.000 per potong, sekarang menjadi Rp100.000 per potong," ujar Indah.

Indah terpaksa menjual barang dengan harga murah bahkan merugi agar mendapat pemasukan.

Hal senada juga dirasakan penjual sepatu dan sandal pria wanita, Fahri yang mengaku penghasilannya menurun drastis.

"Saat ini sih masih tergolong sepi karena sejak kemarin baru sekitar tiga orang yang beli," tutur Fahri.

Baca juga: Imbas penutupan objek wisata, warga ramai kunjungi PGC

Fahri menambahkan terpaksa harus mengurangi pegawai dari dua orang menjadi satu orang.

Sebelumnya, PGC sudah satu bulan tidak beroperasi karena pemberlakuan PPKM Darurat hingga Level 4, namun pemerintah memberlakukan PPKM dengan penyesuaian sehingga beberapa mal di Jakarta termasuk PGC diperbolehkan buka.

Saat ini, PGC beroperasi setiap hari mulai dari pukul 10.00 WIB-20.00 WIB dengan kapasitas maksimal 25 persen.

Selain itu, pengunjung juga harus menunjukkan kartu vaksin kepada petugas agar bisa masuk ke dalam area mal.

Baca juga: Dinas Kebudayaan DKI bangun sentra kuliner Betawi di PGC

Pewarta: Anisyah Rahmawati/ Ganet Dirgantara
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021