Tokyo (ANTARA News/AFP) - Tidak ada tanda-tanda jika Korea Utara telah memulai kembali kegiatannya memproduksi nuklir di lokasi yang sebelumnya menjadi tempat Pyongyang memproduksi senjata kelas plutonium, menurut mantan utusan AS, Sabtu, setelah melakukan kunjungan ke negara itu.

Charles Pritchard, mantan perunding utama dengan Korea Utara, mengatakan bahwa kompleks Yongbyon --lokasi di mana negara terisolasi itu memproses plutonium untuk ujicoba nuklir di masa lalu- tidak tampak akan beroperasi.

"Reaksi saya adalah bahwa reaktor itu, reaktor 5-megawatt, tetap ditutup, menara pendingin masih hancur," kata Pritchard kepada wartawan setelah melakukan perjalanan lima hari ke Korea Utara, menurut kantor berita Jepang, Kyodo.

"Jadi pada titik ini, saya tidak percaya ada proses tambahan kembali atau sesuatu terjadi di reaktor," kata mantan juru runding utama AS di bandara Beijing, menurut Kyodo.

Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Tae-Young mengatakan pada Oktober bahwa Pyongyang memulai upaya pemulihan fasilitas nuklirnya di Yongbyon, sumber persenjataan kelas plutonium negara itu di masa lalu.

Dia menambahkan bahwa "sangat mungkin" juga jika Pyongyang juga melakukan pengayaan uranium untuk senjata nuklir.

Harian Chosun Ilbo di Korea Selatan dilaporkan pada Oktober, mengutip sumber-sumber pemerintah yang tak disebutkan identitasnya, bahwa pihak Korea Utara sedang mempersiapkan uji coba nuklir ketiga.

Tapi pejabat AS dan Korea Selatan mengatakan tidak ada bukti tentang hal ini.

Pyongyang telah mengundang Pritchard, utusan khusus Washington untuk Korea Utara di bawah pemerintahan Presiden George W. Bush guna mengunjungi negara itu, menurut laporan kantor berita Korea Selatan Yonhap, bulan lalu, mengutip sumber diplomatik.

Pritchard, yang juga menjabat sebagai direktur senior untuk urusan Asia dibawah pemerintahan Presiden Bill Clinton, sekarang adalah kepala Institut EKonomi Korea yang berkantor pusat di Washington.

Perundingan enam negara yang bertujuan untuk mengekang ambisi nuklir Korea Utara telah terhenti sejak pertemuan terakhir pada Desember 2008.

Pada April 2009 Korea Utara keluar dari forum itu, yang melibatkan kedua Korea, China, Jepang, Amerika Serikat dan Rusia.

Sebulan kemudian Korea Utara melakukan uji coba nuklir yang kedua.

Korea Utara baru-baru ini mengatakan kesediaannya secara prinsip untuk kembali ke perundingan perlucutan senjata nuklir yang telah lama terhenti itu. Tapi Seoul dan Amerika Serikat mengatakan bahwa Korea Utara harus terlebih dahulu memperbaiki hubungan lintas batasnya dan menunjukkan komitmen untuk perlucutan senjata.(*)
(Uu.G003/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010