Amsterdam (ANTARA) - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Jumat (13/8) mengatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan penghapusan aturan pembatasan sosial pada 20 September lantaran kasus COVID-19 di negara itu sudah berkurang.

Sepekan hingga 10 Agustus, kasus di Belanda turun 14 persen menjadi 103 kasus per 100.000 penduduk, menurut Institut Kesehatan Nasional Belanda.

Namun, Rutte mengatakan sejumlah pembatasan COVID-19 masih diperlukan untuk saat ini, termasuk penutupan kelab malam dan restoran usai tengah malam.

Upaya untuk menghapus sebagian besar pembatasan, seperti pada kehidupan malam, pada 26 Juni harus ditunda dua pekan setelah infeksi di kalangan kaum muda melonjak.

"Awal musim panas mengajari kami bahwa kita musti hati-hati benar," ucap Rutte.

Namun, katanya, kampus-kampus akan diizinkan beraktivitas kembali pada akhir Agustus tanpa mengharuskan mahasiswa  menjaga jarak fisik di dalam kelas.

Sekitar dua pertiga warga Belanda yang berusia 16 tahun ke atas telah disuntik vaksin lengkap dan 90 persen mengaku telah atau berencana divaksin anti-COVID-19.

Sumber: Reuters

Baca juga: Belanda hapus sebagian besar aturan penggunaan masker saat kasus turun

Baca juga: Infeksi COVID-19 naik, RS Belanda hentikan perawatan nonkritis

 

Raja dan Ratu Belanda melancong ke Danau Toba

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021