Sampang (ANTARA News) - Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP-KB) Sampang, Madura, Jawa Timur, Firman Pria Abadi, menyatakan penyimpangan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) karena pendataan yang kurang valid.

"Kami selaku koordinator pelaksana PTMAS hanya menerima data matang dari Dinas Pendidikan (Disdik) dan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sampang," katanya di Sampang, Senin.

Firman mengemukakan hal ini untuk menjelaskan tentang sejumlah kasus di Kabupaten Sampang tentang pelaksanaan PMTAS di wilayah tersebut yang ditemui banyak masalah.

Menurut Firman, meski ada kekeliruan data yang disampaikan oleh Disdik dan Kemenag kepada BPP-KB selaku instansi pelaksana dalam program PMTAS tersebut, namun hal itu bukan karena unsur kesengajaan.

"Kesalahan itu terjadi karena ada proses mutasi," kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang itu.

Oleh karena itu, pihaknya akan mengumpulkan kembali unit pelaksana teknis (UPT) untuk melakukan cek ulang data pemerima PMTAS yang ada di lapangan.

Program PMTAS di Kabupaten Sampang untuk penanganan gizi pada anak sekolah bantuan pemerintah yang kini ditemui banyak terjadi penyimpangan tersebut senilai Rp19,5 miliar lebih, terdiri dari dana APBD sebesar Rp18,7 miliar dan dana tambahan APBD sebesar Rp848.313.000,00.

Dana untuk 384 siswa miskin yang ada di Kabupaten Pamekasan. Namun fakta yang terjadi hanya sebanyak 40 siswa yang menerima program, sesuai hasil temuan sejumlah LSM yang ada di Kabupaten Sampang.

Selain terjadi penyimpangan dalam penerimaan, juga ditemukan makanan yang diberikan tidak layak konsumsi, sehingga ada sejumlah siswa yang terpaksa keracunan.

Dalam rapat koordinasi yang dilakukan komisi D DPRD Sampang dengan sejumlah instansi pelaksana di wilayah tersebut, seperti Disdik, Kemenang dan BPP-KB memang terungkap adanya penyimpangan di lapangan.

Selain berupa jumlah data yang diajukan, juga makanan dan minuman yang diberikan kepada siswa penerima program PMTAS tersebut terkesan asal-asalan, sehingga menyebabkan sebanyak 58 siswa SDN Tanggumung I Sampang keracunan, setelah mengkonsumi makanan bantuan PMTAS tersebut.

"Kami meminta pihak-pihak terkait hendaknya bisa terjun secara langsung mengatasi permasalahan ini," kata Puji Raharjo, salah satu Ketua LSM yang menjadi pendamping dalam kasus tersebut. (ZIZ/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010