Jakarta (ANTARA News) - PT Jamsostek, tahun 2011 akan menurunkan jumlah tenaga kerja pasif yang bergabung perusahaan asuransi milik negara tersebut agar kepesertaan bersifat jangka panjang.

Dirut Jamsostek Hotbonar Sinaga kepada ANTARA di Jakarta, Jumat mengatakan, hingga September 2010 jumlah kepesertaan anggota Jaminan Sosial Tenaga Kerja mencapai 30,95 juta tenaga kerja.

Namun, lanjutnya, dari jumlah itu masih didominasi oleh tenaga kerja pasif yang secara jangka panjang kurang bagus untuk membuat struktur keuangannya.

"Kita akan berusaha untuk tahun depan jumlah kepesertaan aktif dapat naik 10 persen, sehingga menekan jumlah peserta yang pasif," katanya.

Menurut dia, peserta pasif adalah peserta Jamsostek musiman seperti pekerja bangunan dan borongan.

Jumlah tenaga kerja aktif per September 2010, tambahnya, hanya sebesar 9,12 juta tenaga kerja, sementara yang non aktif mencapai 21,83 juta orang.

"Struktur kepesertaan seperti itu kurang sehat. Karenanya, tahun depan secara bertahap akan terus ditekan sehingga jumlah tenaga kerja yang aktif akan lebih besar," katanya.

Namun di sisi lain, jumlah perusahaan peserta Jamsostek yang aktif lebih besar yakni 129.293 perusahaan sementara perusahaan yang pasif mencapai 89.394 perusahaan.

Ia juga menjelaskan target penambahan kepesertaan tenaga kerja tahun ini sebesar 2,7 juta pekerja dan per September tahun ini sudah terealisasi sebesar 2,3 juta tenaga kerja atau 83,07 persen.

Sementara target kepesertaan untuk perusahaan mencapai 23,1 ribu perusahaan dan sudah terealisasi 18,1 ribu perusahaan atau 78,14 persen dari jumlah yang ditargetkan.

"Pada akhir tahun mudah-mudahan semua target kepesertaan dan kinerja keuangannya dapat tercapai. Harapan kita semua di atas target dalam Rencana Kerja Perusahaan yang sudah disetujui oleh pemegang saham," ujarnya.

Menjawab pertanyaan, ia mengatakan, tahun depan perekonomian nasional diperkirakan cukup bagus, bahkan dapat tumbuh di atas 6,5 persen, inflasi 5 persen dan jumlah pengangguran dapat ditekan hingga 11,5 persen dari 14,5 persen pada tahun 2009.

Indonesia saat ini termasuk negara yang diperhitungkan tidak mudah terkena krisis ekonomi sejalan kian membaiknya indikator makro ekonomi. Pemerintahan Barack Obama di Amerika telah melepas 600 miliar dolar AS untuk penguatan ekonominya.

Kebijakan itu akan berimbas positif kepada Indonesia, sehingga harga saham di Indonesia akan terdongkrak naik.

"Banyak investor asing masuk ke Indonesia karena melihat potensi perekonomian nasional cukup baik, karena itu perlunya menjaga kebijakan yang pro pasar," katanya.

Pada kesempatan itu, Kepala Urusan Humas Jamsostek Kuswahyudi menambahkan, Jamsostek saat ini berada pada "track" yang benar. Ini terbukti dari banyaknya penghargaan yang diperoleh Jamsostek seperti forum BUMN memberikan penilaian terbaik dalam penerapan tata kelola perusahaan, demikian juga soal pengadaan barang.

"Komisi Pemberantasan Korupsi/KPK juga menempatkan Jamsostek sebagai perusahaan yang punya integritas tinggi dalam pelayanan publik. Penghargaan itu semua karena Direksi Jamsostek dapat dijadikan contoh sebagai pimpinan perusahaan yang amanah," katanya. (*)

(T.Y005/S025/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010