Jakarta (ANTARA News) - Kebijakan China menaikan pajak mendapat respon negatif dari pasar, termasuk para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bereaksi dengan mengambil posisi jual pada perdagangan saham sesi pagi Selasa.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI sesi pagi ditutup melemah 30,28 poin atau 0,81 persen ke posisi 3.710,95, sedangkan indeks LQ-45 terkoreksi 7,379 poin setara 1,07 persen ke level 679,744.

"Penerapan pajak membuat penjualan rumah merosot sebesar 83 persen," kata analis Anugerah Sekuritas, Viviet S Putri, yang menambahkan bahwa rencana China untuk menaikkan giro wajib minimum (GWM) perbankan juga membuat Indeks bursa China terkoreksi.

"Selain rencana menaikkan pajak, rencana China untuk kembali menaikan GWM perbankan juga menjadi katalis yang memberi sentimen negatif pada bursa China," katanya.

"Indeks BEI bergerak kedalam zona merah, sebenarnya tidak ada sentimen negatif di dalam negeri yang signifikan yang membuat pelemahan indeks, kalau pun ada itu hanya profit taking dan itu wajar," katanya.

Ia memprediksi dalam perdagangan hari ini indeks cenderung bergerak melemah di level support ressistance 3.696 hingga 3.753 poin.

Hingga paruh waktu perdagangan hari ini, volume transaksi tercatat mencapai 4,024 miliar saham dengan nilai Rp2,388 triliun yang dihasilkan dari 54.745 kali transaksi.

Hanya 82 saham yang harganya menguat, 115 saham melemah dan 69 saham harganya tidak berubah.

Beberapa saham penyumbang penurunan indeks diantaranya saham Astra Agro Lestari (AALI) yang turun Rp900 ke Rp25.000, Indotambang (ITMG) turun Rp900 ke Rp49.900, dan Gudang Garam (GGRM) turun Rp800 ke Rp45.950.

Sementara di bursa regional, indeks Hang Seng bursa Hong Kong turun 420,39 poin (1,79 persen) menjadi 23.103,63, indeks Nikkei 225 bursa Tokyo naik 92,80 poin (0,93 persen) ke posisi 10.115,19, dan indeks Straits Times bursa Singapura turun 34,73 poin (1,09 persen) menjadi 3.156,19.

(KR-ZMF/S004/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010