Lhokseumawe (ANTARA News) - Seribuan warga terpaksa mengungsi akibat banjir bandang yang melanda wilayah timur Kabupaten Aceh Utara, Rabu.

Banjir yang datang ditengah guyuran hujan lebat itu terjadi akibat meluapnya Sungai Parang Sekureueng, yang tidak mampu menampung debit air yang datang dari Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Data yang berhasil dikumpulkan menyebutkan banjir di Aceh Utara tidak hanya merendam Kecamatan Matang Kuli. Namun sejumlah kecamatan lain seperti Kecamatan Langkahan, Tanah Luas dan Kecamatan Paya Bakong.

Meluapnya sungai Krueng Keureuto mengakibatkan sejumlah desa, diantaranya Meunasah Blang, Tanjong Mesjid, Tumpok Aceh, Teupin Aceh, Geulumpang Me, Trieng Drien, Serba Jaman, terendam banjir setinggi dada orang dewasa.

Sementara air setinggi 1,5 meter juga merendam sejumlah desa di Kecamatan Paya Bakong dan Kecamatan Matang Kuli. Ratusan warga setempat mengungsi ketempat aman.

Banjir kiriman itu juga merendam puluhan haktare lahan pertanian siap tanam dan jelang memasuki masa panen, serta perkebunan masyarakat di sejumlah kecamatan setempat. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Hamidah (44) salah seorang korban banjir warga Tumpok Barat, Matang Kuli, mengatakan, Akibat banjir kiriman tersebut sejumlah harta benda miliknya tidak dapat diselamatkan menyusul banjir datang secara tiba-tiba menjelang subuh kemarin.

"Banjir datang tiba tiba, saya hanya bisa membawa keluarga (anak), hingga siang pukul 12.00 WIB, belum satu pun barang lainnya terselamatkan, baru siang ini (kemarin) kami bisa makan mie instant," kata Hamidah.

Zulfikar (39) korban banjir warga Kecamatan Meurah Mulia secara terpisah (24/11) mengatakan, setiap banjir tahunan yang melanda sebahagian wilayah Aceh Utara, dua desa yakni Pulo Blang dan Leubok Tuwee merupakan desa terparah diterjang banjir.

"Dua desa ini, merupakan desa yang pertama yang merasakan terjangan banjir kiriman, karena letak desapaling ujung, dua desa ini luput dari perhatian bantuan masa panik yang selalu disalurkan pemerintah pada saat banjir seperti ini," kata Zulfikar.

Menurutnya, masyarakat didua desa setempat hanya mampu bertahan dengan kondisi apa adanya, tanpa merasakan pemberian bantuan, baik bantuan masa panik dan bantuan dalam bentuk apapun terkait musibah banjir tersebut.

"Kita sangat mengharapkan perhatian pemerintah untuk dapat memberikan bantuan masa panic kepada masyarakat di dua desa ini, kami masyarakat yang pertama terkenan banjir kiriman itu, tapi kami tidak mendapat bantuan dalam bentuk apa pun" kata Zulfikar.

Hingga jelang sore hari kemarin, banjir belum beranjak surut. Jalan utama memasuk ibukota Kecamatan Matang Kuli ke Pirak Timur nyaris terputus karena air setinggi 50 cm. Aktifitas warga terhenti, sejumlah sekolah terpaksa diliburkan.

Masyarakat memperkirakan, banjir kiriman tersebut akan terus menghantam sejumlah kecamatan di Aceh Utara, hal tersebut karena masih tingginya curah hujan baik di Aceh Utara itu sendiri, dan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Bupati Aceh Utara Ilyas A Hamid melalui Kabag Humas Pemkab Aceh Utara Azhari Hasan kepada wartawan (24/11), menyebutkan bupati telah memerintahkan tim penanganan bencana untuk memberikan bantuan masa panic kepada warga yang terkena banjir.

"Sudah diintruksikan agar pihak terkait untuk segera melakukan penanggulangan korban banjir, terutama warga yang mengungsi," kata Azhari.

(ANT-137*BDA1/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010