Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X enggan menanggapi pidato yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjelaskan Rancangan Undang-Undang (RUU) Keistimewaan DIY pada Kamis siang.

"Saya tidak mau berkomentar pidato tadi siang. Saya sudah bilang itu tidak baik bagi pejabat entah itu Sultan apa itu gubernur apalagi dengan Presiden berdebat," ujar Sultan sebelum peringatan hari guru nasional dan hut ke-65 PGRI di Gedung Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Kamis malam.

Sultan mengatakan ia telah cukup mengeluarkan pernyataan yang bersifat substansial dan karena itu tidak ingin berbicara lagi menanggapi polemik RUU DIY.

"Jadi saya tidak akan pernah lagi mau untuk berkomentar, apalagi berdebat dengan Presiden, itu tidak baik, sama pemimpin itu tidak boleh. Pernyataan saya secara substansial sudah saya sampaikan, ya sudah itu. Jadi mohon maaf saya tidak mungkin akan berkomentar lagi," katanya.

Sultan yang mengenakan setelan jas hitam berdasi merah hadir pada acara peringatan hari guru nasional untuk menerima penghargaan Satya Lancana Pembangunan di bidang pendidikan dari Presiden Yudhoyono.

Selain Sultan, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo beserta tujuh bupati/walikota mendapatkan penghargaan serupa.

Tujuh bupati/walikota itu adalah Bupati Sleman, Bupati Buol, Bupati Kudus, Bupati Demak, Bupati Bangka, Bupati Jayapura dan Walikota Pekanbaru.

Penghargaan Satyalancana juga diberikan Presiden Yudhoyono yang hadir mengenakan batik seragam PGRI kepada empat guru, empat kepala sekolah, dan dua orang pengawas berprestasi. (D013/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010