Pangkalan Udara Bagram, Afghanistan (ANTARA News) - Presiden Barack Obama melakukan kunjungan kejutan ke Afghanistan dan meyakinkan tentara Amerika Serikat bahwa mereka memenangi perang melawan Taliban meskipun "akan menghadapi hari-hari sulit."

Obama mendarat di negara tersebut secara rahasia pada Jumat malam, dengan para pembantunya yang tidak memberikan pengumuman apa pun mengenai kunjungan tersebut sebelumnya karena alasan keamanan. Ia pulang empat jam kemudian pada Sabtu pagi.

Obama yang menggandakan jumlah tentara AS di Afghanistan hanya menghabiskan empat jam di negara tersebut dalam kunjungan keduanya sebagai presiden, seluruhnya berkunjung ke pangkalan militer di luar Kabul.

Rencana pertemuan tatap muka dengan Presiden Hamid Karzai digantikan dengan perbincangan lewat telepon selama 15 menit karena cuaca buruk yang tidak mengizinkan Obama terbang menggunakan helikopter untuk pergi ke lokasi dekat ibu kota Afghanistan.

Kunjungan tersebut dilakukan saat pemerintahan Obama menghadapi perpecahan baru dengan Karzai karena penilaian yang memalukan yang terungkap dari kawat diplomatik AS yang bocor mengenai pemimpin Afghanistan tersebut, walau "kaisar perang" Douglas Lute mengatakan topik tersebut tidak dimasukkan dalam perbincangan telepon.

Kepala juru bicara Karzai, Waheed Omer, juga mengatakan Karzai "tidak kesal" kerena AS sebagai rekan sejawat sekaligus pendukung utamanya tidak mengunjunginya di istananya.

"Presiden Obama tidak berada di sini untuk kunjungan kenegaraan namun lebih untuk mengunjungi tentara Amerika. Kedua pemimpin telah bertemu di Lisabon dua pekan lalu dan berbicara secara terperinci," kata Omer kepada AFP pada Sabtu.

"Tidak ada agenda khusus untuk kunjungan ini," kata Omer, membenarkan bahwa "kedua pemimpin berbicara lewat telepon selama 15 menit."

Pada KTT di Lisabon, Pakta Pertahanan Aliansi Utara (NATO) mendukung keinginan Obama untuk menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada polisi dan militer Afghanistan pada pertengahan 2011 dan penyerahan wewenang secara penuh pada akhir 2014.

Lute mengatakan bahwa saat pembicaraan telepon mereka pada Sabtu, Obama dan Karzai "sama-sama mengerti bahwa awal 2011 tidak lama lagi dan hal tersebut harus tetap menjadi prioritas bagi mereka yaitu untuk memulai proses transisi."

Di Bagram, Obama mengatakan kepada hampir 4.000 tentara yang bersorak-sorai bahwa "Kalian mencapai tujuan, kalian akan sukses dalam misi. Kita sudah mengatakannya bahwa kita akan menghancurkan momentum Taliban dan hal itulah yang kalian lakukan."

Namun ia mengingatkan bahwa "akan datang hari-hari yang penuh kesulitan" dalam pertempuran melawan pemberontak, dan ia tampak tersedak saat menggambarkan kunjungannya ke rumah sakit di pangkalan militer tempat ia memberikan medali "Purple Heart" kepada lima tentara yang terluka.

Setahun setelah Obama resmi menambahkan 30.000 tentara AS, Afghanistan terus berada dalam kekerasan yang makin bertambah. Lebih dari 1.400 prajurit pria dan wanita AS tewas sejak invasi yang dipimpin AS untuk menggulingkan Taliban pada 2001--sepertiganya tewas pada tahun ini.

Obama juga berbicara kepada satu peleton tentara yang baru-baru ini kehilangan enam anggotanya dalam suatu serangan.

"Saya tidak perlu memberitahu kepada kalian bahwa ini adalah perang yang sulit," kata Obama namun menekankan bahwa "Hari ini kita dapat bangga bahwa terdapat lebih sedikit wilayah yang berada di bawah wewenang Taliban dan lebih banyak warga Afghanistan yang memiliki kesempatan atas masa depan yang lebih baik."

Ia menyatakan bahwa sejak kunjungan terakhirnya pada Maret, asal negara tentara koalisi bertambah dari enam menjadi 49 negara, yang ia sebut sebagai "pesan yang kuat" atas dukungan bagi negara yang terkoyak karena perang tersebut.

"Kita tidak akan membiarkan negara ini menjadi surga bagi teroris yang akan menyerang AS lagi," tambahnya.

Mengenakan jaket kulit yang biasa dipakai pengebom, Obama di Bagram bertemu Duta Besar AS Karl Eikenberry dan panglima perang Jenderal David Petraeus yang Obama puji sebagai "pejuang yang luar biasa."

"Inilah orang yang telah membantu mengubah cara kita dalam berperang dan memenangkan perang pada abad ke-21," tambahnya.

Setelah pidatonya, Obama menjabat tangan dan berfoto dengan ratusan tentara dan menerima penjelasan dari Pasukan Khusus AS.

Sebagian dari 100.000 tentara AS yang berperang di Afghanistan merupakan bagian strategi Obama untuk menambah kekuatan guna memerangi kaum pemberontak, orang-orang yang setia kepada rezim Osama bin Laden yang masih bersembunyi, otak serangan teror 11 September 2001 di AS.

Pembantu Obama Ben Rhodes mengatakan Gedung Putih mulai mempersiapkan kunjungan ke Kabul lebih dari sebulan lalu karena Obama ingin mengunjungi tentara AS dan warga Afghanistan pada masa di antara Thanksgiving dan Natal.

Kunjungan itu terjadi setelah publikasi terakhir Wikileaks mengenai kabel diplomatik rahasia AS yang mempertanyakan kepemimpinan Karzai dan kekhawatiran AS tentang korupsi di Afghanistan.(*)

AFP/KR-DLN/M016

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010