Kerinci, Jambi (ANTARA News) - Setelah dihebohkan penemuan arkeologi berupa pecahan gerabah dan tembikar oleh siswa SMA 2 Siulak saat bergotong royong sepekan lalu, warga kembali menemukan benda arkeologi yang terpendam dalam tanah.

Kali ini ditemukan oleh masyarakat pekerja pada proyek pembukaan ruas jalan di Pidung-Masgo. Benda budaya yang ditemukan oleh alat berat tersebut berupa guci besar atau tempayan sebanyak empat buah namun telah pecah terkena sekop ekskavator," kata Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kerinci Arlis Harun, di Kerinci, Jumat.

Keempat guci tanah atau tembikar tersebut tepatnya ditemukan pekerja di Bukit Paku yang termasuk kawasan Desa Pulau Pandan tiga atau empat hari lalu.

Temuan tersebut, menurut Arlis, sudah dilaporkan oleh pihak kontraktor proyek ke Pemkab Kerinci melalui Disbudparpora.

"Kita bahkan sudah mengirim petugas dan budayawan Kerinci Iskandar Zakaria yang saat ini juga dipercaya sebagai Ketua Tim Pemelihara dan Penyelematan benda-benda budaya Kabupaten Kerinci. Beliau sudah meninjau lokasi," terang Arlis.

Hasil dari peninjauan langsung tersebut, Iskandar menyatakan benda tersebut memang benda arkeologi peninggalan zaman lampau, diperkirakan berupa benda pusaka atau tempat penyimpanan logistik keluarga yang tertimbun tanah sudah sekian lama.

"Namun, Pak Iskandar dan petugas kita tidak bisa menentukan peninggalan zaman apakah benda berupa tembikar tanah liat tersebut. Mungkin sekitar 2.000 tahun lalu. Untuk memastikannya kita butuh ahli dari BP3 Provinsi Jambi, kita sudah laporkan banyaknya temuan arkeologi di Kerinci belakangan ini," katanya.

Arlis menampik isu yang menyebutkan kalau di dalam guci-guci tersebut saat ditemukan juga ditemukan tiga bilah keris, seperti informasi yang dihimpun dari masyarakat Kecamatan Keliling Danau yang mengetahui soal adanya temuan tersebut.

Sola keris itu hanya rumor yang bertujuan membuat kabar tentang penemuan itu jadi lebih sensasional di tengah publik, katanya.

Sementara informasi yang dihimpun dari masyarakat Kecamatan Keliling Danau dan Kecamatan Batang Merangin saat ditemukannya guci tembikar tersebut di dalam guci yang pecah didapati pula tiga bilah keris berbahan logam besi.

Menurut warga keris yang ditemukan tersebut tiga bilah keris kecil yang ukurannya tidak lebih dari sejengkal. Dalam kondisi berkarat juga ditemukan bentuk gagang keris yang unik yakni berupa ukiran kepala hewan menyerupai gajah.

"Memang kata warga yang melihatnya ada keris dalam guci yang pecah itu, gagang keris itu seperti kepala gajah berbelalai, jadi lebih mirip gagang Rencong Aceh ketimbang gagang keris Jawa pada umumnya," ungkap Supratman (45) warga Desa Jujun.

Guci atau tempayan itu diperkirakan warga dulunya adalah tempat menyimpan material persembahan atau sesajen yang dilakukan nenek moyang orang Kerinci di masa lampau pada saat ritual. Saat masyarakat masih menganut pola hidup animisme.

"Kemungkinan lain tempayan besar itu adalah tempat pemakaman jenazah, karena dipastikan pada masa itu masyarakatnya belum mengenal adanya liang dalam penguburan," tambahnya. (ANT-144/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010