Semarang (ANTARA News) - Aktor senior dan sutradara kawakan, Deddy Mizwar menilai kehadiran film-film yang bermutu dalam dunia perfilman Indonesia tergantung dari masyarakat sebagai pihak yang menonton.

"Kalau masyarakat tidak mau menonton film-film tidak bermutu, tidak jelas kontennya, dengan sendirinya akan muncul film-film bermutu," katanya usai seminar "Alangkah Lucunya Negeri Ini" di Semarang, Minggu.

Deddy yang juga sutradara film bertema serupa "Alangkah Lucunya (Negeri Ini)" itu, mengatakan film-film Indonesia saat ini kebanyakan tidak memiliki konten yang jelas, termasuk apa pesan yang ingin disampaikan.

Menurut dia, kalau secara teknis sebenarnya sudah lebih bagus dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun masih kurang dalam kaitan konten (isi), itu menyebabkan perfilman Indonesia seperti "jalan di tempat".

Dalam merangsang kemunculan film-film bermutu, kata Deddy, masyarakat harus aktif, misalnya membentuk komunitas di kalangan mahasiswa, mereka hanya menonton film-film yang bagus, dan selanjutnya didiskusikan.

"Dalam sebuah keluarga misalnya, ajak keluarga untuk hanya menonton film-film yang bagus, kalau yang tidak perlu ditonton, tidak usah. Nantinya kan banyak bermunculan film-film yang bagus dan bermutu," katanya.

Ia mengatakan bahwa kalau tidak ada yang menonton film-film yang kurang bermutu, secara tidak langsung akan merangsang banyaknya film bermutu, sebab untuk apa membuat film kalau nantinya tidak ada yang menonton.

"Saya optimistis jika kesadaran dari masyarakat terhadap film-film bagus muncul, maka kondisi perfilman Indonesia pelan-pelan akan berubah lebih baik, setidaknya dalam kurun 10-20 tahun mendatang," katanya.

Namun, kata dia, upaya penyadaran itu harus dimulai dari sekarang, sebab perubahan tidak mungkin tanpa adanya gerakan, seperti kalangan mahasiswa membentuk komunitas, atau minimal jadilah penonton film bermutu.

Ia mencontohkan, terkait tayangan televisi, berkorelasi dengan itu angka kemiskinan di Indonesia saat ini masih cukup tinggi dan mereka mencari sarana hiburan dengan menonton tayangan di televisi.

Mereka yang tidak punya televisi, kata dia, bisa saja menumpang menonton di rumah tetangganya, atau di kantor kelurahan.

"Sayangnya, tidak semua tayangan di televisi bagus, namun masyarakat tidak punya pilihan. Akhirnya, ada acara yang kontennya tak terlalu bagus tetapi memiliki rating tinggi. Itu yang digunakan dijadikan acuan," katanya.

Karena itu, Deddy mengharapkan masyarakat menumbuhkan kesadaran hanya menonton film-film yang bagus, salah satunya bisa dilakukan dengan aktif berdiskusi, atau dengan membuat film pendek untuk bereksperimen.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010