Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama Sabtu memanfaatkan pidato mingguannya untuk kembali mendesak Senat agar segera menyetujui perjanjian baru mengenai pengawasan senjata dengan Rusia.

"Meratifikasi satu perjanjian seperti START bukanlah berarti kemenangan bagi satu pemerintahan atau satu partai politik," kata Obama.

"Itu adalah mengenai keselamatan dan keamanan Amerika Serikat," tegasnya.

Berangkat dari dukungan bipartisan yang memungkinkan masuknya bagian dari tagihan pemotongan pajak pada Kamis, Obama menyerukan upaya bipartisan memperbarui "prioritas lain nasional yang mendesak" - Strategi baru Perjanjian Pengurangan Senjata (START).

Presiden menandatangani perjanjian pada April dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, menekankan bahwa perjanjian itu akan mengurangi persenjataan nuklir dunia dan "membuat Amerika lebih aman."

Perjanjian itu akan membatasi hulu ledak strategis masing-masing negara nuklir 1.550, turun dari angka tertinggi saat ini 2.200, dan membangun sistem untuk pemantauan dan verifikasi.

Inspeksi senjata AS berakhir setahun lalu dengan berakhirnya perjanjian kendali senjata 1991.

"Setiap menit kita menyeret kaki kita adalah satu menit bahwa kita tidak memiliki inspektur di lapangan pada situs-situs nuklir Rusia," kata Obama.

Dia menegaskan, "sudah saatnya ketentuan ini dilakukan."

Sabtu itu adalah kedua kalinya sejak 20 November Obama menggunakan pidato mingguannya, yang umumnya berfokus pada isu-isu domestik, untuk mendorong perjanjian START baru, menggarisbawahi urgensi untuk memandu melalui Senat sebelum liburan.(*)
Xinhua/H-AK/A023

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010