memastikan hak pendidikan dan kebutuhan dasar mereka terpenuhi
Denpasar (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Gusti Ayu Bintang Darmawati menyerahkan bantuan kepada anak dan perempuan yang menjadi kepala keluarga akibat terpapar COVID-19.

Program bantuan itu bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bali, Forum Zakat, Kura-Kura Bali dan PT Indo Non Woven.

Dalam Acara Kunjungan dan Penyerahan Kebutuhan Spesifik bagi Anak Yatim, Piatu dan Yatim Piatu bertempat di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Sabtu, Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati, menyampaikan rasa duka yang mendalam untuk anak-anak yang harus kehilangan orang tua akibat terpapar COVID-19.

“Meskipun harus kehilangan salah satu bahkan kedua orang tua, tetaplah jangan berhenti berharap karena adik-adik akan tetap jadi anak-anaknya Indonesia yang jadi tanggung jawab kita semua,” katanya.

I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyebutkan dampak pandemi saat ini sangat dirasakan perempuan dan anak sehingga sesuai dengan amanah undang-undang pemenuhan akan kebutuhannya harus dilakukan sesulit apapun.

“Untuk itu kami berperan aktif bersama kolaborasi pemerintah dan rekan-rekan swasta karena bantuan kita masih jauh dari cukup namun dapat sebagai langkah awal bagi anak-anak yang kurang beruntung ini,” katanya.

Baca juga: HNW: Segera luncurkan bansos untuk anak yatim/piatu korban COVID-19
Baca juga: HNW usulkan bantuan khusus bagi anak yatim piatu akibat COVID-19


Ia berharap nantinya adik-adik ini akan jadi anak yang beruntung di masa depan. Pendidikannya tidak boleh putus, hak-hak dasar harus kita upayakan bersama.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) juga akan berkoordinasi dan berkomunikasi intens dengan Kementerian/Lembaga terkait serta Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di daerah untuk menjamin pendidikan dan keberlangsungan hidup anak, termasuk dari sisi mental dan psikis anak bersangkutan.

“Kehadiran kami di sini untuk memastikan anak-anak yang kehilangan orang tua mendapatkan pendampingan psikis agar lebih kuat, serta memastikan hak pendidikan dan kebutuhan dasar mereka terpenuhi," katanya.

Dari data yang didapatkan setelah berkolaborasi dengan UNICEF, secara nasional di Indonesia 20.887 anak harus menjadi yatim, piatu bahkan yatim piatu selama masa pandemi COVID-19.

Khusus di Bali ada 265 anak, namun untuk bantuan diberikan untuk 234 anak yang setelah diverifikasi merupakan anak yang kondisinya perlu bantuan secepatnya dan sisanya setelah dilihat kondisinya cukup memadai dari pengasuhan keluarga atau kerabat dekat.

“Tetap dipastikan, anak-anak terutama yang yatim piatu harus di tangan yang tepat karena kita tidak mau ada penelantaran anak bahkan trafficking (perdagangan anak) nantinya. Untuk pengasuh pengganti, juga kita siapkan pusat pembelajaran keluarga," katanya.

Baca juga: DKI buat program bantuan untuk anak yatim piatu karena COVID
Baca juga: Pemprov DKI siapkan bansos anak yatim piatu korban COVID-19


Dalam penyaluran bantuan yang secara simbolis diserahkan kepada 5 orang anak serta 2 perempuan tersebut, secara rinci akan disalurkan bantuan 24 paket kebutuhan spesifik anak dan 8 paket bantuan untuk perempuan bagi Kota Denpasar.

Berikutnya, Gianyar ada 44 paket spesifik anak dan 25 paket bantuan perempuan, Kabupaten Jembrana 66 paket bantuan anak dan 43 paket bantuan perempuan, Tabanan 4 paket bantuan anak, Karangasem 38 paket bantuan anak dan 17 paket bantuan perempuan, dan Buleleng 2 paket bantuan anak dan 1 paket bantuan perempuan.

Sedangkan untuk Kabupaten Bangli disalurkan 28 paket bantuan anak dan 15 paket bantuan perempuan, disusul Kabupaten Badung berupa 5 paket bantuan anak dan 4 paket bantuan perempuan. Terakhi, Kabupaten Klungkung dengan 23 paket bantuan anak dan 8 paket bantuan perempuan.

"Efek pandemi juga menyebabkan banyak anak kehilangan orang tua dan juga para ibu kehilangan suami, sehingga harus mengasuh anak-anaknya. Kita fasilitasi anak-anak ini masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (TPKS) karena anak-anak ini harus dibantu,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra.

Baca juga: UN Women terima bantuan Jepang lindungi perempuan hadapi COVID-19
Baca juga: KPPPA berikan bantuan kepada pekerja rumah tangga


Ia sangat mengapresiasi perhatian dan gerakan kemanusiaan yang luar biasa yang dicanangkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) guna memberikan bantuan dan pendampingan langsung bagi anak-anak tersebut.

Pemerintah Provinsi Bali sangat berterima kasih kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati, DPR RI hingga pihak swasta yang memberi perhatian luar biasa sehingga lebih serius lagi untuk ke depannya dalam melakukan kolaborasi pemerintah pusat, DPR, para donatur, lalu Pemprov dan Pemkab serta Pemkot untuk bergotong-royong menunjukkan bentuk kepedulian bersama.

Setelah melakukan penyerahan bantuan secara simbolis di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau yang biasa dipanggil Bintang Puspayoga melakukan kunjungan dan memberikan bantuan untuk tiga anak yatim dan ibunya yang kini menjadi kepala keluarga karena suaminya meninggal dunia akibat terpapar COVID-19 di Jalan Tukad Pancoran Gang XII C Banjar Bekul, Denpasar.

Baca juga: Menaker salurkan bantuan JPS 15 kelompok perempuan di Mojokerto
Baca juga: KPPPA serahkan bantuan untuk perempuan-anak terdampak COVID-19
Baca juga: Kowani ajak organisasi perempuan terlibat dalam penanganan COVID-19

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Nyoman Hendra
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021