Ciudad Juarez, Mexico (ANTARA/AFP) - Beberapa pria bersenjata telah menculik satu-satunya personil polisi di kota Mexico utara, perempuan yang berusia 28 tahun dan bekerja sendirian setelah rekan-rekannya mengundurkan diri atau dibunuh dalam perang brutal narkotika di wilayah tersebut.

Sebanyak 12 pria tak dikenal yang bersenjata membakar rumah Erika Gandara pada Kamis (23/12) dan dua mobil yang diparkir di luar rumah itu sebelum mereka menculik Erika, kata kantor kejaksaan negara bagian Chihuahua, Senin (27/12).

Kantor kejaksaan tersebut mengutip keterangan beberapa saksi mata.

Guadalupe, kota kecil dengan 9.000 warga yang dijaga Erika, berada tepat di seberang perbatasan AS-Mexico di jatung salah satu wilayah paling rusuh di negeri itu, tempat 3.100 orang tewas pada tahun ini saja.

Erika Gandara, perempuan lajang tanpa anak, seringkali berpatroli di jalan sambil memegang pistol otomatisnya.

Ia bergabung dengan kesatuan polisi pada 2009, ketika terdapat 12 personil di pasukan tersebut bersama dia.

Saat kerusuhan yang berkaitan dengan narkotika berkecamuk, Erika mulai kehilangan satu-per-satu rekannya.

"Tak seorang pun mau menjadi polisi di sini, dan anggarannya tidak ada," kata Eriak kepada AFP awal tahun ini.

"Saya adalah satu-satunya polisi. Saya lah hukum ... Saya berada di sini bukan untuk urusan kemanusiaan, saya berada di sini bukan buat pekerjaan sosial," katanya.

Kota kecil Guadalupe berada di jalan dari desa Praxedis Guadalupe Guerrero, tempat mahasiswa yang berusia 20 tahun dan seorang ibu muda, Marisol Valles, mengambil-alih posisi kepala polisi pada Oktober.

Namun Marisol telah mengatakan mengingat ketidakmampuannya untuk menghadapi kejahatan terorganisasikan, ia mesti memusatkan perhatian pada pekerjaan sosial.

Guadalupe juga berada cuma 60 kilometer dari pusat kejahatan di Mexico, Ciudad Juarez, pusat kegiatan penyelundupan narkotika ke dalam wilayah Amerika Serikat.

Lebih dari 30.000 orang telah tewas dalam kerusuhan yang berkaitan dengan narkotika sejak Desember 2006, ketika Presiden Felipe Calderon mengumumkan penindasan luas yang melibatkan puluhan ribu prajurit yang sejauh ini telah gagal menghambat pertumpahan darah.

Selama masa yang sama, kelompok hak asasi warga sipil yang memantau perkembangan itu telah mencatat 5.300 penculikan --peningkatan 317 persen, menurut Jose Luis Obando --yang memimpin Komisi Keamanan Masyarakat di Dewan Perwakilan Rakyat.

Pada penghujung November, beberapa pria tak dikenal yang bersenjata menewaskan seorang lagi perempuan pelawan kejahatan, Hermila Garcia Baeza, kepala polisi Meoqui.

Kota kecil tersebut berada di negara bagian Chichuahua, yang terletak sekitar 175 kilometer dari perbatasan AS-Mexico.

Hermila Garcia Baeza, seorang jaksa, baru menjalani pekerjaannya selama satu bulan saat ia dibunuh.(*)

AFP/C003/A011

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010